Monday 6 May 2013

Aneka Gambaran Gereja (LG)

Back to Konstitusi Dogmatis "Lumen Gentium" - Tentang Gereja


Seperti dalam Perjanjian Lama wahyu tentang Kerajaan sering disampaikan dalam lambang-lambang, begitu pula sekarang makna Gereja yang mendalam, kitatangkap melalui pelbagao gambaran. Gambaran-gambaran itu diambil entah dari alam dembala atau petani, enatah dari pembangunan ataupun dari hidup keluarga dan perkawinan. Semua itu telah disiapkan dalam kitab-kitab para nabi.

Adapun Gereja itu kadang, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui ialah Kristus (lih Yoh 10:1-10). Gereja juga kawanan, yang seperti dulu telah difirmankan akan digembalakan oleh Allah sendiri (lih Yes 40:11; Yeh 34:11 dst). Domba-dombanya, meskipun dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin para hgrmbala (bdk Yoh 10:11; 1 Ptr 5:4), yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba (lih Yoh 10:11-15).

Gereja itu tanaman atau ladang Allah (lih 1 Kor 3:9). Diladang itu tumbuhlah pohon zaitun bahari, yang akar Kudusnya ialah para Bapa bangsa. Disitulah telah terlaksana dan akan terlaksanalah perdamaian antara bangsa yahudi dan kaum kafir (lih Rom 11:13-26). Gereja ditanam oleh Petani Sorgawi sebagai kabun anggur terpilih (lih Mat 21:33-43 par.: Yes 5:1 dst.). Kristuslah pokok anggur yang sejati. Dialah yang memberi hidup dan kesuburan kepada cabang-cabang, yakni kita, yang karena Gereja tinggal dalam Dia, dan yang tidak mampu berbuat apa pun tanpa Dia (lih Yoh 15:1-15).

Sering pula Gereja disebut bangunan Allah (lih 1 Kor 3:9). Tuhan sendiri mengibaratkan diri-Nya sebagai batu, yang dibuang oleh para pembangun, tetapi malahan menjadi batu sendi (lih Mat 21:42 par.; kis 4:11; 1Ptr 2:7; Mzm 117:22). Diatas dasar itulah Gereja dibangun oleh para rasul (lih 1Kor 3:11), dan memperoleh kekuatan dan kekompakan dari pada-Nya. Bangunan itu diberi pelbagai nama; rumah Allah (lih 1Tim 3:!5), tempat tinggal keluarga-Nya; kediaman Allah dalam Roh (lih Ef 2:19-22), kemah Allah ditengah manusia (Why 21:3), dan terutama Kenisah Kudus. Kenisah itu diperagakan sebagai gedung-gedung ibadat dan dipuji-puji oleh para Bapa suci, Yerusalem baru. Sebab disitulah kita bagaikan batu-batu yang hidup dibangun didunia ini (lih 1Ptr 2:5). Yohanes memandang kota suci itu, ketika pembaharuan bumi turun dai Allah di sorga, setiap sedia ibarat mempelai yang berhias bagi suaminya (Why 21:1 dsl.).

Gereja juga digelari "Yerusalem yang turun dari atas" dan "bunda kita" (Gal 4:26; lih Why 12:17), dan dilukiskan sebagai mempelai nirmala bagi Anak Domba yang tak ternoda (lih Why 19:7; 21:2 dan 9:22:17). Kristus "mengasihinya dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya" (Ef 5:29). Ia memurnikan dan menghendakinya bersatu dengan diri-Nya serta patut kepada-Nya dalam cinta kasih dan kesetiaan (lih Ef 5:24). Akhirnya Kristus melimpahinya dengan kurnia-kurnia sorgawi untuk selamanya, supaya kita memahami cinta Allah dan Kristus terhadap kita, yang melampaui segala pengetahuan (lih Ef 3:!9). Adapun selama mengembara didunia ini jauh dari tuhan (lih 2Kor 5:6), Gereja merasa diri sebagai buangan, sehingga ia mencari dan memikirkan perkara-perkara yang diatas, tempat Kristus duduk disisi kanan Allah. Disitulah hidup Gereja tersembunyi bersama Kristus dalam Allah, sehinga saatnya tampil dalam kemuliaan bersama dengan Mempelainya (lih Kol 3:1-4)



Sumber : katolisitas.org

Wednesday 24 April 2013

Roh Kudus yang Menguduskan Gereja (LG)

Back to Konstitusi Dogmatis "Lumen Gentium" - Tentang Gereja


Ketika sudah selesailah karya, yang oleh Bapa dipercayakan kepada Putera untuk dilaksanakan di dunia (lih Yoh 17:4), diutuslah Roh Kudus pada hari Pentakosta, untuk tiada hentinya menguduskan Gereja. Dengan demikian umat beriman akan dapat mendekati Bapa melalui Kristus dalam satu Roh (lih Ef 2:18). Dialah Roh kehidupan atau sumber air yang memancar untuk hidup kekal (lih Yoh 4:14; 7:38-39). Melalui Dia Bapa menghidupkan orang-orang yang mati karena dosa, sampai Ia membangkitkan tubuh mereka yang fana dalam Kristus (lih Rom 8:10-11). Roh itu tinggal dalam Gereja dan dalam hati umat beriman bagaikan dalam kenisah (lih 1 Kor 3:16; 6:19). Dalam diri mereka Ia berdoa dan memberi kesaksian tentang pengangkatan mereka menjadi putera (lih Gal 4:6; Rom 8:15-16 dan 26). Oleh Roh Gereja diantar kepada segala kebenaran (lih Yoh 16:13), dipersatukan dalam persekutuan serta pelayanan, diperlengkapi dan dibimbin dengan aneka kurnia hirarkis dan karismatis, serta disemarakkan dengan buah-buah-Nya (lih Ef 4:11-12; 1 Kor 12:4; Gal 5:22). Dengan kekuatan Injil Roh meremajakan Gereja dan tiada hentinya membaharuinya, serta mengantarkannya kepada persatuan sempurna dengan Mempelainya. Sebab Roh dan Mempelai berkata kepada Tuhan Yesus: "Datanglah!" (lihat Why 22:17)

Demikian seluruh Gereja nampak sebagai "umat yang dipersatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus"



Sumber : katolisitas.org

Tuesday 23 April 2013

Perutusan Putera (LG)

Back to Konstitusi Dogmatis "Lumen Gentium" - Tentang Gereja


Maka datanglah Putera. Ia diutus oleh Bapa, yang sebelum dunia terjadi telah memilih kita dalam Dia, dan menentukan. bahwa kita akan diangkat-Nya menjadi putera-putera-Nya. Sebab Bapa berkenan membaharui segala sesuatu dalam Kristus (lih Ef 1:4-5 dan 10). Demikianlah untuk memenuhi kehendak Bapa Kristus memulai Kerajaan sorga di dunia, dan mewahyukan rahasia-Nya kepada kita, serta dengan ketaatan-Nya Ia melaksanakan penebusan kita. Gereja, atau kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri, atas kekuatan Allah berkembang secara nampak di dunia. Permulaan dan pertumbuhan itulah yang ditandangkan dengan darah dan air, yang mengalir dari lambung Yesus yang terluka dikayu salib (lih Yoh 19:34). Itulah pula yang diwartakan sebelumnya ketika Tuhan bersabda tenatng wafat-Nya disalib: "Dan apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku" (Yoh 12:32 yun). Setiap kali dialtar dirayakan korban salib, tempat "Anak Domba Paskah kita, yakni Kristus, telah dikorbankan" (1 Kor 5:7), dilaksanakanlah karya penebusan kita. Dengan sakramen roti Ekaristi itu sekaligus dilambangkan dan dilaksanakan kesatuam umat beriman, yang merupakan satu tubuh dalam Kristus (lih 1 Kor 10:17). Semua orang dipanggil kearah persatuan dengan Kristus itu. Dialah terang dunia. Kita berasal daripada-Nya, hidup karena-Nya, menuju kepada-Nya.



Sumber : katolisitas.org