Sunday 31 March 2013

Hubungan Keduanya dengan Seluruh Gereja dan Magisterium (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Tradisi suci dan Kitab suci merupakan satu perbendaharaan keramat sabda Allah yang dipercayakan kepada gereja. Dengan berpegang teguh padanya seluruh Umat suci bersatu dengan para Gembala dan mereka dan tetap bertekun dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti dan doa-doa (lih. Kis 2:42 yun). Dengan demikian dalam mempertahankan, melaksanakan dan mengakui iman yang diturunkan itu timbullah kerukunan yang khas antara para Uskup dan kaum beriman.

Adapun tugas untuk menafsirkan secara otentik sabda Allah yang tertulis dan diturunkan itu dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus. Wewenang Mengajar itu tidak berada diatas sabda Allah, melainkan melayaninya, yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya dengan khidmat, dipeliharanya dengan suci dan diterangkannya dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani sebagai hal-hal yang diwahyukan oleh Allah.

Maka jelaslah tradisi suci, Kitab suci dan Wewenang Mengajar Gereja, menurut rencana Allah yang mahabijaksana, saling berhubungan dan berpadu sedemikian rupa, sehingga yang satu tidak dapat ada tanpa kedua lainnya, dan semuanya bersama-sama, masing-masing dengan caranya sendiri, dibawah gerakan satu Roh Kudus, membantu secara berdaya guna bagi keselamatan jiwa-jiwa.



Sumber : katolisitas.org

Monday 25 March 2013

Hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Jadi Tradisi suci dan Kitab suci berhubungan erat sekali dan berpada. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama. Sebab Kita suci itu pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dalam ilham Roh ilahi. Sedangkan oleh Tradisi suci sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasu, disalurkan seuuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan dan menyebarkannya dengan setia. Dengan demikian gereja menimba kepastian tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui kitab suci. Maka dari tu keduanya (baik Tradisi maupun Kitab suci) harus diterima dan dihormati dengan cita-rasa kesalehan dan hormat yang sama.



Sumber : katolisitas.org

Tradisi Suci (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Oleh karena itu pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalm kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya. Maka para Rasul, seraya meneruskan apa yang telah mereka terima sendiri, mengingatkan kaum beriman, supaya mereka berpegangan teguh pada ajaran-ajaran warisan, yang telah mereka terima entah secara lisan entah secara tertulis (lih. 2 Tes 2:15), dan supaya mereka berjuang untuk membela iman yang sekali untuk selamanya diteruskan kepada mereka (lih. Yud 3). Adapun apa yang telah diteruskan oleh para Rasul mencakup segala sesuatu, yang membantu Umat Allah untuk menjalani hidup yang suci dan untuk berkembang dalam imannya. Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya

Tradisi yang berasal dari para rasul itu berkat bantuan Roh Kudus berkembang dalam Gereja: sebab berkembanglah pengertian tentang kenyataan-kenyataan maupun kata-kata yang diturunkan, baik karena kaum beriman, yang menyimpannya dalam hati (lih. Luk 2:19 dan 51), merenungkan serta mempelajarinya, maupun karena mereka menyelami secara mendalam pengalaman-pengalaman rohani mereka, maupun juga berkat pewartaan mereka, yang sebagai penganti dalam martabat Uskup menerima kurnia kebenaran yang pasti. Sebab dalam perkembangan sejarah gereja tiada hentinya menuju kepenuhan kebenaran ilahi, sampai terpenuhilah padanya sabda Allah.

Ungkapan-ungkapan para Bapa suci memberi kesaksian akan kehadiran Tradisi itu pun Gereja mengenal kanon Kitab-kitab suci selengkapnya, dan dalam Tradisi itu Kitab Suci sendiri dimengarti secara lebih mendalam dan tiada hentinya dihadirkan sacara aktif. Demikianlah Allah, yang dulu telah bersabda, tiada hentinya berwawancara dengan Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh kudus, yang menyebabkan suara Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan memalui gereja dalam dunia, menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara berlimpah (lih. Kol 3:16)



Sumber : katolisitas.org

Thursday 21 March 2013

Para Rasul Dan Pengganti Mereka Sebagai Pewarta Injil (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk selamanya dan diteruskan kepada segala keturunannya. Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Mahatinggi (lih. 2 Kor 1:30 ; 2 Kor 3:16 ; 2 Kor 4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para Nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya dengan mulut-nya sendiri, mereka wartakan pada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagikan kurnia-kurnia ilahi kepada mereka. Perintah itu dilaksanakan dengan setia oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang telah mereka terima dari mulut, pergaulan dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari. Perintah Tuhan dujalankan pula oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan.

Adapun supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti mereka, yang "mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar".

Maka dari itu Tradisi suci dan Kitab suci perjanjian Lama maupun Baru bagaikan cermin bagi Gereja yang mengembara didunia, untuk memandang Allah yang menganugerahinya segala sesuatu, hingga tiba saatnya gereja dihantar untuk menghadap Allah tatap muka, sebagaimana ada-Nya (lih. 1 Yoh 3:2)



Sumber : katolisitas.org

Wednesday 20 March 2013

Kebenaran - Kebenaran Yang Diwahyukan (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Dengan wahyu ilahi Allah telah mau menampakkan dan membuka diri-Nya sendiri serta keputusan kehendak-Nya yang abadi tentang keselamatan manusia, yakni "untuk mengikutsertakan manusia dalam harta-harta ilahi, yang sama sekali melampaui daya tangkap akalbudi insani"

Konsili suci mengakui bahwa "Allah, awal dan tujuan segala sesuatu, dapat diketahui dengan pasti dengan kodrati nalar manusia dari apa yang diciptakan" (lih. Rom 1:20). Tetapi Konsili mengajarkan juga bahwa berkat wahyu Allah itulah "segala, yang dalam hal-hal ilahi sebetulnya tidak mustahil di ketahui oleh akalbudi manusia, dalam keadaan umat manusia sekarang dapat diketahui oleh semua dengan mudah, dengan kepastian yang teguh dan tanpa tercampuri kekeliruan mana pun juga"



Sumber : katolisitas.org

Menerima Wahyu Dan Iman (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan "ketaatan iman" (Rom 16:26 ; lih. Rom 1:5 ; 2 Cor 10:5-6). Demikian manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan "kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan" dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budia, dan menimbulkan "pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran". Supaya semakin mendalamlah pengertian akan wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa menyempurnakan iman melalui kurnia-kurnia-Nya.



Sumber : katolisitas.org

Sunday 17 March 2013

Kristus Kepenuhan Wahyu (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Setelah berulang kali dan dengan berbagai cara Alah bersabda dengan perantaraan para Nabi,''akhirnya pada zaman sekarang Ia bersabda kepada kita dalam Putera'' (Ibr 1:1-2). Sebab Ia mengutus Putera-Nya, yakni sabda kekal, yang menyinari semua orang, supaya tinggal ditengah umat manusia dan menceritakan kepada mereka hidup Allah yang terdalam (lih. Yoh 1:1-18).

Maka Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai ''manusia kepada manusia'', ''menyampaikan sabda Allah'' (Yoh 3:34), dan menyelesaikan karya penyelamatan, yang diserahkan oleh Bapa kepada-Nya (lih. Yoh 5:36 ; Yoh 17:4). Oleh karena itu Dia - barang siapa melihat Dia, melihat Bapa juga (lih. Yoh 14:9) - dengan segenap kehadiran dan penampilan-Nya, dengan sabda maupun karya-Nya, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizatnya, namun terutama dengan wafat dan kebangkitan- Nya penuh kemuliaan dari maut, akhirnya dengan mengutus Roh Kebenaran, menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya, dan meneguhkan dengan kesaksian ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan dosa serta maut, dan untuk membangkitkan kita bagi hidup kekal. 

Adapun tata keselamatan kristiani, sebagi perjanjian baru dan tetap, tidak pernah akan lampau; dan sama sekali tidak boleh dinantikan lagi wahyu umum yang baru, sebelum Tuhan kita Yesus Kristus menampakkan Diri dalam kemuliaan-Nya (lih. 1Tim 6:14 dan Tim 2:13).



Sumber : katolisitas.org

Persiapan Wahyu Ilahi (DV)


Allah, yang menciptakan segala sesuatu melalui sabda-Nya (lih. Yoh 1:3), serta melestarikannya, dalam makhluk-makhluk senantiasa memberikan kesaksian tentang diri-Nya kepada manusia (lih. Rom 1:19-20). Lagi pula karena Ia bermaksud membuka jalan menuju keselamatan di sorga, Ia sejak awal mula telah menampakkan Diri kepada manusia pertama. Setelah mereka jatuh, dengan menjanjikan penebusan Ia mengangkat mereka untuk mengharapkan keselamatan (lih. Kej 3:15). Tiada putus-putusnya Ia memelihara umat manusia , untuk mengurniakan hidup kekal kepada semua, yang mencari keselamatan dan bertekun melakukan apa yang baik (lih. Rom 2:6-7). Adapun pada saat yang ditentukan Ia memanggil Abraham untuk menjadikkannya bangsa yang besar (lih. Kej 12:2).Sesudah para Bapa bangsa Ia membina bangsa itu dengan perantaraan Musa serta para Nabi, supaya mereka mengakui Diri-Nya sebagai satu-satunya Allah yang hidup dan benar, Bapa penyelenggara dan hakim yang adil, dan supaya mereka mendambakan Penebus yang dijanjikan. Dengan demikian berabad-abad lamanya Ia menyiapkan jalan bagi Injil.



Sumber : katolisitas.org

Hakekat Wahyu (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya (lih. Ef 1:9); berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam kodrat ilahi (lih. Ef 2:18 ; 2 Ptr 1:4). Maka dengan wahyu itu Allah yang tidak kelihatan (lih. Kol 1:15; 1Tim 1:17) dari kelimpahan cinta kasih-Nya menyapa manusia sebagai sahabat-sahabat-Nya (lih. Kel 33:11; Yoh15:14-15), dan bergaul dengan mereka (lih. Bar 3:38), untuk mengundang mereka ke dalam persekutuan dengan diri-Nya dan menyambut mereka didalamnya. Tata perwahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan yang amat erat terjalin, sehingga karya, yang dilaksanakan oleh Allah dalam sejarah keselamatan, memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata, sedangkan kata-kata menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang tercantum di dalamnya. Tetapi melalui wahyu itu kebenaran yang sedalam-salamnya tentang Allah dan keselamatan manusia nampak bagi kita dalam Kristus, yang sekaligus menandai pengantara dan kepenuhan seluruh wahyu.



Sumber : katolisitas.org

Friday 15 March 2013

Pendahuluan (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi

Sambil mendengarkan SABDA ALLAH dengan khidmat dan mewartakannya penuh kepercayaan, Konsili suci mematuhi amanat S. YOHANES: "Kami mewartakan kepadamu hidup kekal, yang ada pada Bapa dan telah nampak kepada kami: Yang kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami wartakan kepadamu, supaya kamupun beroleh persekutuan kita bersama Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus" (1 Yoh 1:2-3). Maka dari itu, sambil mengikuti jejak Konsili Trente dan Konsili Vatikan I, Konsili ini bermaksud menyajikan ajaran yang asli tentang wahyu ilahi dan bagaimana itu diteruskan, supaya dunia dengan mendengarkan pewartaan keselamatan seluruh dunia mengimaninya, dengan beriman berharap dan dengan berharap mencintainya.



Sumber : katolisitas.org

Wednesday 13 March 2013

Inter Mirifica (IM)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial

Pendahuluan
1. Makna Suatu Ungkapan
2. Mengapa Konsili Membahas Masalah Komunikasi Sosial

Bab Satu - Ajaran Gereja
 3.  Tugas-Kewajiban Gereja
 4.  Hukum Moral
 5.  Hak Atas Informasi
 6.  Kesenian Dan Moral
 7.  Pemberitaan Kejahatan Moral
 8.  Pendapat Umum
 9.  Kewajiban-Kewajiban Para Pemakai Media Komunikasi Sosial
10. Kewajiban-Kewajiban Kaum Muda Dan Para Orang Tua
11. Kewajiban-Kewajiban Para Penyelenggara
12. Kewajiban-Kewajiban Pemerintah

Bab Dua - Kegiatan Pastoral Gereja
13. Kegiatan Para Gembala Dan Umat Beriman
14. Prakarsa-Prakarsa Umat Katolik
15. Pembinaan Para Dosen
16. Pembinaan Para Pemakai Jasa
17. Upaya-Upaya Teknis Dan Ekonomis
18. Sekali Setahun: Hari Komunikasi Sosial
19. Sekretariat Pada Takhta Suci
20. Wewenang Para Uskup
21. Biro Nasional
22. Organisasi-Organisasi International

Penutup
23. Instruksi Pastoral
24. Anjuran Akhir



Sumber : katolisitas.org

Orientalium Ecclesiarum (OE)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Gereja-Gereja Timur Katolik

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Gereja-Gereja Timur Katolik

Pendahuluan
1.

Gereja-Gereja Khusus Atau Ritus-Ritus
2. Kemacam-ragaman Dalam Persekutuan Gereja Katolik
3. Kesamaan Martabat, Hak-Hak Dan Kewajiban-Kewajiban
4. Kelestarian Ritus-Ritus Dalam Satu Persekutuan

Melestarikan Pusaka Rohani Gereja-Gereja Timur
5. Hak Serta Kewajiban Gereja-Gereja Untuk Melestarikan Tata-Laksana Masing-Masing
6. Melestarikan Upacara-Upacara Liturgi Ritus Timur

Para Patriark Timur
 7.  Siapa Patriark Timur itu?
 8.  Semua Patriark Sederajat Martabatnya
 9.  Wewenang Patriark Dan Sinode
10. Uskup Agung Utama
11. Didirikan Patriarkat-Patriarkat Baru Sejauh Perlu
12. Konsili Mengukuhkan Tata-Laksana Sakramen-Sakramen
13. Pelayan Sakramen Krisma
14. Penerimaan Sakramen Krisma
15. Ekaristi Suci
16. Pelayan Sakramen Tobat
17. Diakonat Dan Tahbisan-Tahbisan Tingkat Rendah
18. Pernikahan Campur
19. Hari-Hari Raya
20. Hari Raya Paskah
21. Penyesuaian Diri Dengan Ritus Setempat
22. Pujian Ilahi (Ibadat Harian)
23. Penggunaan Bahasa Daerah
24. Memelihara Persekutuan menurut Dekrit Tentang Ekumenisme
25. Syarat Untuk Kesatuan; Kewenangan Menjalankan Kuasa Tahbisan
26. Communicatio in Sacris
27.
28.
29. Bimbingan Para Hirark Setempat

Penutup
30.



Sumber : katolisitas.org

Unitatis Redintegratio (UR)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Ekumenisme

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abad

Dekrit Tentang Ekumenisme

Pendahuluan
1.

Bab Satu - Prinsip-Prinsip Katolik Untuk Ekumenisme
2.  Gereja Yang Satu Dan Tunggal
3.  Hubungan Antara Saudara-Saudari Yang Terpisah Dan Gereja Katolik
4.  Ekumenisme

Bab Dua - Pelaksanaan Ekumenisme
5.  Ekumenisme : Tanggung Jawab Segenap Umat Beriman
6.  Pembaharuan Gereja
7.  Pertobatan Hati
8.  Doa Bersama
9.  Saling Mengenal Sebagai Saudara
10. Pembinaan Ekumenis
11. Cara Mengungkapkan Dan Menguraikan Ajaran Iman
12. Kerja Sama Dengan Saudara-Saudari Yang Terpisah

Bab Tiga - Gereja-Gereja Dan Jemaat-Jemaat Gerejawi Yang Terpisah Dari Takhta Apostolik Di Roma
13. 

I. Tinjauan Khusus-Tentang Gereja-Gereja Timur
14. Semangat Dan Sejarah Gereja-Gereja Timur
15. Tradisi Liturgi dan Hidup Rohani Dalam Gereja-Gereja Timur
16. Tata-Tertib Khas Gereja-Gereja Timur
17. Ciri Khas Gerja-Gereja Timur Berkenaan Dengan Soal-Soal Ajaran
18. Penutup

II. Gereja-Gereja Dan Jemaat-Jemaat Gerejawi Yang Terpisah Di Dunia Barat
19. Situasi Khusus Gereja-Gereja Dan Jemaat-Jemaat
20. Iman Akan Kristus
21. Pendalaman Kitab Suci
22. Hidup Sakramental
23. Kehidupan Dalam Kristus
24. Penutup



Sumber : katolisitas.org

Friday 8 March 2013

Christus Dominus (CD)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Tugas Pastoral Para Uskup Dalam Gereja

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi


Dekrit Tentang Tugas Pastoral Para Uskup Dalam Gereja

Pendahuluan
1. Kristus Tuhan
2. Dalam Gereja Kristus
3. Tugas Mereka Sebagai Uskup

Bab Satu - Para Uskup Dan Gereja Semesta
I. Peran Para Uskup Terhadap Gereja Semesta
4. Pelaksanaan Kekuasaan Oleh Dewan Para Uskup
5. Majelis Atau Sinode Para Uskup
6. Para Uskup Ikut Serta Memperhatikan Semua Gereja-Gereja
7. Cinta Kasih Yang Nyata Terhadap Para Uskup Yang Dianiaya

II. Para Uskup Dan Takhta Suci
8. Kuasa Para Uskup Dalam Keuskupan Mereka Sendiri
9. Kongregasi-Kongregasi Dalam Karunia Roma
10. Para Anggota Dan Para Pejabat Kongregasi-Kongregasi

Bab Dua - Para Uskup Dan Gereja-Gereja Khusus Atau Keuskupan-Keuskupan
I. Para Uskup Diosesan
11. Faham"Diosis&" Atau Keuskupan, Dan Peran Serta Para Uskup Dalam Keuskupan Mereka
12. Tugas Mengajar
13. Cara Menyajikan Ajaran Kristiani
14. Pendidikan Kateketis
15. Tugas Para Uskup Untuk Menguduskan
16. Tugas Penggembalaan Para Uskup
17. Bentuk-Bentuk Khusus Kerasulan
18. Keprihatinan Khusus Terhadap Kelompok-Kelompok Umat Tertentu
19. Kebebasan Para Uskup; Hubungan Mereka Dengan Pemerintah 
20. Kebebasan Dalam Pengangkatan Para Uskup
21. Pengunduran Diri Uskup Dari Jabatannya

II. Penentuan Batas-Batas Keuskupan 
22. Perlunya Meninjau Kembali Batas-Batas Keuskupan 
23. Peraturan-Peraturan Yang Harus Dipatuhi
24. Diperlukan Pendapat Konferensi Uskup

III. Para Rekan Sekerja Uskup Diosesan Dalam Reksa
 => Para Uskup Koajutor Dan Auksilier
25. Peraturan-Peraturan Untuk Mengangkat Uskup Koajutor Dan Auksilier
26. Wewenang Uskup Auksilier Dan Koajutor

 => Kuria Dan Panitia-Panitia Keuskupan
27. Organisasi Kuria Keuskupan Dan Pembentukan Panitia Pastoral

 => Klerus Diosesan
28. Para Imam Diosesan
29. Para Imam Yang Menjalankan Karya Antar Paroki
30. Para Pastor Paroki
31. Menunjukan, Pemindahan, Pemberhentian Dan Pengunduran Diri Pastor Paroki
32. Pembubaran Dan Pengubahan Paroki

 => Para Religius
33. Para Religius Dan Karya-Kartya Kerasulan
34. Para Religius Rekan Sekerja Uskup Dalam Karya Kerasulan
35. Azas-Azas Kerasulan Para Religius Dalam Keuskupan

Bab Tiga - Kerja Sama Para Uskup Demi Kesejahteraan Umum Berbagai Gereja
I. Sinode, Konsili, Dan Khususnya Konferensi Uskup
36. Sinode Dan Konsili Khusus
37. Pentingnya Konferensi Uskup
38. Hakekat, Struktur, Wewenang Dan Kerjasama Konferensi-Konferensi

II. Penentuan Batas Provinsi-Provinsi Gerejawi Dan Penetapan Kawasan- Kawasan Gerejawi
39. Prinsip Untuk Meninjau Kembali Batas-Batas Yang Telah Ditetapkan 
40. Beberapa Pedoman Yang Harus Dipatuhi
41. Perlu Dimintakan Pandangan Konferensi-Konferensi Uskup

III. Para Uskup Yang Menjalankan Tugas Antar Keuskupan
42. Pembentukan Biro-Biro Khusus Dan Kerja Sama Dengan Para Uskup
43. Vikariat Angkatan Bersenjata

Ketetapan Umum 
44.



Sumber : katolisitas.org

Perfectae Caritatis (PC)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Pembaharuan Dan Penyesuaian Hidup Religius

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Pembaharuan Dan Penyesuaian Hidup Religius

1. Pendahuluan
2. Azas-Azas Umum Untuk Mengadakan Pembaharuan Yang Sesuai
3. Norma-Norma Praktis Pembaharuan Yang Disesuaikan
4. Mereka Yang Harus Melaksanakan Pembaharuan
5. Unsur-Unsur Yang Umum Pada Pelbagai Bentuk Hidup Religius
6. Hidup Rohani Hatus Diutamakan
7. Tarekat-Tarekat Yang Seutuhnya Terarah Kepada Kontemplasi
8. Tarekat-Tarekat Yang Bertujuan Kerasulan
9. Kelestarian Hidup Monastik Konventual
10. Hidup Religius Kaum Awam
11. Serikat-Serikat Sekular
12. Kemurnian
13. Kemiskinan
14. Ketaatan
15. Hidup Bersama
16. Pingitan/klausura Para Rubiah
17. Busana Religius
18. Pembinaan Para Anggota
19. Pendirian Tarekat-Tarekat Baru
20. Bagaimana Melestarikan Menyesuaikan Atau Meninggalkan Karya-Karya Khusus Tarekat
21. Tarekat-Tarekat Dan Biara-Biara Yang Megnalami Kemerosotan
22. Perserikatan Antara Tarekat-Tarekat Religius
23. Konferensi Para Pemimpin Tinggi
24. Panggilan Religius
25. Penutup



Sumber : katolisitas.org

Optatam Totius (OT)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Pembinaan Imam

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Pembinaan Imam

Pendahuluan

I.  Penyusunan Metode Pembinaan Imam Di Setiap Negara
1.  

II.  Pengembangan Panggilan Imam Secara Lebih Intensif
2.  Pengembangan Panggilan
3.  Di Seminari-Seminari Menengah

III.  Tata-Laksana Seminari-Seminari Tinggi
4.  Seluruh Pembinaan Harus Berhubungan Erat Dengan Tujuan Pastoral
5.  Para Pembimbing Seminari Hendaknya Dipilih Dengan Saksama Dan Dibina Secara Efektif
6.  Penyaringan Dan Pengujian Para Seminaris
7.  Seminari Hendaknya Diselenggarakan Sesuai Dengan Kebutuhan Para Seminaris

IV.  Pembinaan Rohani Yang Lebih Intensif
 8.   Belajar Hidup Dalam Persekutuan Dengan Allah Tritunggal
 9.   Belajar membaktikan Diri Dalam Gereja
10.  Belajar Menghayati Selibat Imam
11.  Menuju Kedewasaan Pribadi
12.  Waktu Untuk Pembinaan Rohani Yang Lebih Intensif; Masa Pembinaan Pastoral

V.  Peninjauan Kembali Studi Gerejawi
13.  Studi Persiapan Untuk Studi Gerejawi
14.  Studi Gerejawi Hendaknya Lebih Diserasikan
15.  Peninjauan Kembali Studi Filsafat
16.  Peningkatan Studi Teologi
17.  Metode Pendidikan Yang Cocok Dalam Pelbagai Vak
18.  Studi Khusus Bagi Mereka Yang Berbakat Tinggi

VI.  Pembinaan Pastoral
19.  Pembinaan Dalam Pelbagai Bentuk Reksa Pastoral 
20.  Pembinaan Untuk Mengembangkan Kerasulan
21.  Melatih Diri Melalui Praktek Pastoral

VII.  Pembinaan Sesuai Masa Studi
22.  

Penutup



Sumber : katolisitas.org

Thursday 7 March 2013

Apostolicam Actuositatem (AA)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Kerasulan Awam

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Kerasulan Awam

Pendahuluan
1.

Bab Satu - Panggilan Kaum Awam Untuk Merasul
2. Keikut-sertaan Awam Dalam Perutusan Gereja
3. Azas-Azas Kerasulan Awam
4. Spiritualitas Awam Dan Tata-Kerasulan

Bab Dua - Tujuan-Tujuan Yang Haus Dicapai
5. Pendahuluan
6. Kerasulan Dimaksudkan Untuk Mewartakan Injil Dan Menyucikan Umat Manusia
7. Pembaharuan Tata-Dunia Secara Kristiani
8. Amal Kasih, Materi Kerasulan Kristiani

Bab Tiga - Pelbagai Bidang Kerasulan
  9.  Pendahuluan
10.  Jemaat-Jemaat Gerejawi
11.  Keluarga
12.  Kaum Muda
13.  Lingkungan Sosial
14.  Bidang-Bidang Nasional Dan Internasional

Bab Empat - Berbagai Cara Merasul
15.  Pendahuluan
16.  Pentingnya Aneka Bentuk Kerasulan Perorangan 
17.  Kerasulan Awam Dalam Situasi-Situasi Tertentu
18.  Pentingnya Kerasulan Yang Terpadu
19.  Aneka Bentuk Kerasulan Terpadu
20.  Aksi Katolik
21.  Penghargaan Terhadap Organisasi-Organisasi
22.  Kaum Awam Secara Istimewa Berbakti Kepada Gereja

Bab Lima - Tata-Tertib Yang Harus Diindahkan
23.  Pendahuluan
24.  Hubungan-Hubungan Dengan Hirarki
25.  Bantuan Para Imam Bagi Kerasulan Awam
26.  Upaya-Upaya Yang Berguna Bagi Kerja Sama
27.  Kerja Sama Dengan Umat Kristen Dan Umat Beragama Lain

Bab Enam - Pembinaan Untuk Merasul
28.  Perlunya Pembinaan Untuk Merasul
29.  Dasar-Dasar Pembinaan Awam Untuk Kerasulan 
30.  Mereka Yang Wajib Membina Sesama Untuk Kerasulan 
31.  Penyesuaian Pembinaan Dengan Pelbagai Bentuk Kerasulan 
32.  Upaya-Upaya Yang Digunakan

Ajakan 
33.


Sumber : katolisitas.org

Presbyterorum Ordinis (PO)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Pelayanan Dan Kehidupan Para Imam

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Pelayanan Dan Kehidupan Para Imam

Pendahuluan
1.  Keluhuran Tingkat Para Imam

Bab Satu- Imamat Dalam Perutusan Gereja
2.  Hakekat Imamat
3.  Situasi Para Imam Di Dunia

Bab Dua - Pelayanan Para Imam
 I.  Funsi Para Imam
4.  Para Imam, Pelayan Sabda Allah
5.  Para Imam, Pelayan Sakramen-Sakramen Dan Ekaristi
6.  Para Imam, Pemimpin Umat Allah

II.  Hubungan Para Imam Dengan Sesama
7.  Hubungan Para Uskup Dan Para Imam
8.  Persatuan Persaudaraan Dan Kerja Sama Antara Para Imam
9.  Hubungan Para Imam Dengan Kaum Awam

III.  Penyebaran Para Imam Dan Panggilan-Panggilan Imam
10.  Penyebaran Para Imam 
11.  Usaha Para Imam Untuk Mandapat Panggilan-Panggilan Imam

Bab Tiga - Kehidupan Para Imam
  I.   Panggilan Para Imam Untuk Kesempurnaan
12.  Panggilan Para Imam Untuk Kesucian
13.  Pelaksanaan Ketiga Fungsi Imamat Menuntut Dan Sekaligus Mendukung Kesucian
14.  Keutuhan Dan Keselarasan Kehidupan Para Imam

II.   Tuntutan-Tuntutan Rohani Yang Khas Dalam Kehidupan Imam
15.  Kerendahan Hati Dan Ketaatan
16.  Selibat: Diterima Dan Dihargai Sebagai Kurnia
17.  Sikap Terhadap Dunia Dan Harta Duniawi - Kemiskinan Sukarela

III.  Upaya-Upaya - Yang Mendukung Kehidupan Para Imam
18.  Upaya-Upaya Untuk Mengembangkan Hidup Rohani
19.  Studi Dan Ilmu Pastoral
20.  Balas Jasa Yang Wajar Bagi Para Imam
21.  Pembentukan Kas Umum, Dan Pengadaan Jaminan Sosial Bagi Para Imam

Kata Penutup Dan Ajakan
22.



Sumber : katolisitas.org

Tuesday 5 March 2013

Ad Gentes (AG)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Kegiatan Misioner Gereja

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Kegiatan Misioner Gereja

1.  Pendahuluan

Bab Satu - Azas-Azas Ajaran
2.  Rencana Bapa
3.  Perutusan Putera
4.  Perutusan Roh Kudus
5.  Gereja Diutus Oleh Kristus
6.  Kegiatan Misioner
7.  Alasan Dan Perlunya Kegiatan Misioner
8.  Kegiatan Misioner
9.  Sifat Eskatologis Kegiatan Misioner

Bab Dua - Karya Misioner Sendiri
10.  Pendahuluan

Artikel Satu - Kesaksian Kristiani
11.  Kesaksian Hidup Dan Dialog 
12.  Kehadiran Cinta Kasih

Artikel Dua - Pewartaan Injil Dan Penghimpunan Umat Allah
13.  Pewartaan Injil Dan Pertobatan 
14.  Katekumenat Dan Inisiasi Kristiani

Artikel Tiga - Pembinaan Jemaat Kristiani
15.  Pembinaan Jemaat Kristiani
16.  Pengadaan Klerus Setempat
17.  Pendidikan Para Katekis
18.  Pengembangan Hidup Religius

Bab Tiga - Gereja-Gereja Khusus
19.  Kemajuan Gereja-Gereja Muda
20.  Kegiatan Misioner Gereja-Gereja Khusus
21.  Pengembangan Kerasulan Awam
22.  Kemacam-Ragaman Dalam Kesatuan

Bab Empat - Para Misionaris
23.  Panggilan Misioner
24.  Spiritualitas Misioner
25.  Pembinaan Rohani Dan Moral 
26.  Pembinaan Dalam Ajaran Kerasulan 
27.  Lembaga-Lembaga Yang Berkarya Di Daerah -Daerah Misi

Bab Lima - Pengaturan Kegiatan Misioner
28.  Pendahuluan
29.  Organisasi Umum
30.  Organisasi Setempat Di Daerah Misi
31.  Koordinasi Pada Tingkat Regio
32.  Organisasi Kegiatan Lembaga-Lembaga
33.  Koordinasi Antara Lembaga-Lembaga
34.  Koordinasi Antara Lembaga-Lembaga Ilmiah

Bab Enam - Kerja Sama
35.  Pendahuluan
36.  Kewajiban Misioner Segenap Umat Allah 
37.  Kewajiban Misioner Jemaat-Jemaat Kristiani
38.  Kewajiban Misioner Para Uskup
39.  Kewajiban Misioner Para Imam
40.  Kewajiban Misioner Tarekat-Tarekat Religius 
41.  Kewajiban Misioner Kaum Awam

Penutup



Sumber : katolisitas.org

Didnitatis Humanae (DH)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Pernyataan Tentang Kebebasan Beragama

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Pernyataan Tentang Kebebasan Beragama

Tentang Hak Pribadi Dan Masyarakat Atas Kebebasan Sosial Dan Sipil Dalam Hal Keagamaan
1.  Martabat Pribadi Manusia

I.  Ajaran Umum Tentang  Kebebasan Beragama
2.  Objek Dan Dasar Kebebasan Beragama
3.  Kebebasan Beragama Dan Hubungan Manusia Dengan Allah
4.  Kebebasan Jemaat-Jemaat Keagamaan
5.  Kebebasan Beragama Dan Keluarga
6.  Tanggung Jawab Atas Kebebasan Baragama 
7.  Batas-Batas Kebebasan Beragama 
8.  Pembinaan Penggunaan Kebebasan

II.  Kebebasan Beragama Dalam Terang Wahyu
 9.   Ajaran Tentang Kebebasan Beragama Berakar Dalam Wahyu
10.  Kebebasan Dan Faal Iman
11.  Cara Bertindak Kristus Dan Para Rasul 
12.  Gereja Menempuh Jalan Kristus Dan Para Rasul
13.  Kebebasan Gereja
14.  Peran Gereja
15.  Penutup



Sumber : katolisitas.org

Nostra Aetate (NA)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Pernyataan Tentang Hubungan Gereja Dengan Agama-Agama
Bukan Kristiani

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Pernyataan Tentang Hubungan Gereja Dengan Agama-Agama Bukan Kristiani

1.  Pendahuluan
2.  Berbagai Agama Bukan Kristen
3.  Agama Islam
4.  Agama Yahudi
5.  Persaudaraan Semesta Tanpa Diskriminasi



Sumber : katolisitas.org

Gravissimus Educationis (GE)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Pernyataan Tentang Pendidikan Kristen

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Pernyataan Tentang Pendidikan Kristen

Pendahuluan
 1.   Hak Semua Orang Atas Pendidikan
 2.   Pendidikan Kristen
 3.   Mereka Yang Bertanggung Jawab Atas pendidikan 
 4.   Aneka Upaya Untuk Melayani Pendidikan Kristen
 5.   Pentingnya Sekolah
 6.   Kewajiban Dan Hak Hak Orang Tua
 7.   Pendidikan Moral Dan Kegamaan Di Sekolah
 8.   Sekolah-Sekolah Katolik
 9.   Berbagai Macam Sekolah Katolik
10.  Fakultas Dan Universitas Katolik
11.  Fakultas Teologi
12.  Koordinasi Di Bidang Persekolahan

Penutup



Sumber : katolisitas.org