Pemimpin mengulurkan tangan ke atas jenazah
P Allah, pencipta segala sesuatu, janganlah lupa akan ciptaan-Mu yang
pernah Kauanugerahi hidup. Engkau sendirilah yang memanggil suadara
kami meninggalkan dunia ini. Terimalah dia di tempat kediaman-Mu,
sebab dialah anak-Mu, ciptaan-Mu, milik-Mu.
Ya Bapa, ia belum dapat menyelesaikan semua tugas hidup di dunia ini,
tetapi Engkau sudah memanggilnya. Kami percaya Engkau berkenan
menyempurnakan apa yang belum dapat diselesaikannya dalam batas
waktu yang Kauberikan.
Kini jantungnua tidak berdenyut lagi, dan kelopak matanya sudah
Kaukatupkan. Hanya satulah yang masih dirindukannya, yakni Engkau,
Allahnya dan Allah kami. Di dalam Engkau, ya Bapa, ia akan berbahagia
selama-lamanya.
U Tak seorang pun hidup bagi diri sendiri, - tak seorangpun mati bagi diri
sendiri. - Kita hidup dan mati bagi Allah, - sebab kita milik Allah.
Kemudian dengan tangan terkatup pemimpin melanjutkan:
P Kami mohon pula, ya Bapa, bagi kaum kerabat dan handai taulan yang
ditinggalkannya. Semoga peristiwa ini tidak menggoyahkan iman mereka.
Sebaliknya mereka semakin menyadari bahwa hidup dan mati sepenuhnya
ada di tangan-Mu.
Ya Bapa, tabahkanlah iman mereka dan juga iman kami. Semoga kami
selalu percaya akan kebjaksanaan-Mu, karena Kristus, Tuhan, pengantara
kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
U Amin.
Sumber : Puji Syukur halaman 139
0 comments:
Post a Comment