Monday 6 May 2013

Aneka Gambaran Gereja (LG)

Back to Konstitusi Dogmatis "Lumen Gentium" - Tentang Gereja


Seperti dalam Perjanjian Lama wahyu tentang Kerajaan sering disampaikan dalam lambang-lambang, begitu pula sekarang makna Gereja yang mendalam, kitatangkap melalui pelbagao gambaran. Gambaran-gambaran itu diambil entah dari alam dembala atau petani, enatah dari pembangunan ataupun dari hidup keluarga dan perkawinan. Semua itu telah disiapkan dalam kitab-kitab para nabi.

Adapun Gereja itu kadang, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui ialah Kristus (lih Yoh 10:1-10). Gereja juga kawanan, yang seperti dulu telah difirmankan akan digembalakan oleh Allah sendiri (lih Yes 40:11; Yeh 34:11 dst). Domba-dombanya, meskipun dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin para hgrmbala (bdk Yoh 10:11; 1 Ptr 5:4), yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba (lih Yoh 10:11-15).

Gereja itu tanaman atau ladang Allah (lih 1 Kor 3:9). Diladang itu tumbuhlah pohon zaitun bahari, yang akar Kudusnya ialah para Bapa bangsa. Disitulah telah terlaksana dan akan terlaksanalah perdamaian antara bangsa yahudi dan kaum kafir (lih Rom 11:13-26). Gereja ditanam oleh Petani Sorgawi sebagai kabun anggur terpilih (lih Mat 21:33-43 par.: Yes 5:1 dst.). Kristuslah pokok anggur yang sejati. Dialah yang memberi hidup dan kesuburan kepada cabang-cabang, yakni kita, yang karena Gereja tinggal dalam Dia, dan yang tidak mampu berbuat apa pun tanpa Dia (lih Yoh 15:1-15).

Sering pula Gereja disebut bangunan Allah (lih 1 Kor 3:9). Tuhan sendiri mengibaratkan diri-Nya sebagai batu, yang dibuang oleh para pembangun, tetapi malahan menjadi batu sendi (lih Mat 21:42 par.; kis 4:11; 1Ptr 2:7; Mzm 117:22). Diatas dasar itulah Gereja dibangun oleh para rasul (lih 1Kor 3:11), dan memperoleh kekuatan dan kekompakan dari pada-Nya. Bangunan itu diberi pelbagai nama; rumah Allah (lih 1Tim 3:!5), tempat tinggal keluarga-Nya; kediaman Allah dalam Roh (lih Ef 2:19-22), kemah Allah ditengah manusia (Why 21:3), dan terutama Kenisah Kudus. Kenisah itu diperagakan sebagai gedung-gedung ibadat dan dipuji-puji oleh para Bapa suci, Yerusalem baru. Sebab disitulah kita bagaikan batu-batu yang hidup dibangun didunia ini (lih 1Ptr 2:5). Yohanes memandang kota suci itu, ketika pembaharuan bumi turun dai Allah di sorga, setiap sedia ibarat mempelai yang berhias bagi suaminya (Why 21:1 dsl.).

Gereja juga digelari "Yerusalem yang turun dari atas" dan "bunda kita" (Gal 4:26; lih Why 12:17), dan dilukiskan sebagai mempelai nirmala bagi Anak Domba yang tak ternoda (lih Why 19:7; 21:2 dan 9:22:17). Kristus "mengasihinya dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya" (Ef 5:29). Ia memurnikan dan menghendakinya bersatu dengan diri-Nya serta patut kepada-Nya dalam cinta kasih dan kesetiaan (lih Ef 5:24). Akhirnya Kristus melimpahinya dengan kurnia-kurnia sorgawi untuk selamanya, supaya kita memahami cinta Allah dan Kristus terhadap kita, yang melampaui segala pengetahuan (lih Ef 3:!9). Adapun selama mengembara didunia ini jauh dari tuhan (lih 2Kor 5:6), Gereja merasa diri sebagai buangan, sehingga ia mencari dan memikirkan perkara-perkara yang diatas, tempat Kristus duduk disisi kanan Allah. Disitulah hidup Gereja tersembunyi bersama Kristus dalam Allah, sehinga saatnya tampil dalam kemuliaan bersama dengan Mempelainya (lih Kol 3:1-4)



Sumber : katolisitas.org

Wednesday 24 April 2013

Roh Kudus yang Menguduskan Gereja (LG)

Back to Konstitusi Dogmatis "Lumen Gentium" - Tentang Gereja


Ketika sudah selesailah karya, yang oleh Bapa dipercayakan kepada Putera untuk dilaksanakan di dunia (lih Yoh 17:4), diutuslah Roh Kudus pada hari Pentakosta, untuk tiada hentinya menguduskan Gereja. Dengan demikian umat beriman akan dapat mendekati Bapa melalui Kristus dalam satu Roh (lih Ef 2:18). Dialah Roh kehidupan atau sumber air yang memancar untuk hidup kekal (lih Yoh 4:14; 7:38-39). Melalui Dia Bapa menghidupkan orang-orang yang mati karena dosa, sampai Ia membangkitkan tubuh mereka yang fana dalam Kristus (lih Rom 8:10-11). Roh itu tinggal dalam Gereja dan dalam hati umat beriman bagaikan dalam kenisah (lih 1 Kor 3:16; 6:19). Dalam diri mereka Ia berdoa dan memberi kesaksian tentang pengangkatan mereka menjadi putera (lih Gal 4:6; Rom 8:15-16 dan 26). Oleh Roh Gereja diantar kepada segala kebenaran (lih Yoh 16:13), dipersatukan dalam persekutuan serta pelayanan, diperlengkapi dan dibimbin dengan aneka kurnia hirarkis dan karismatis, serta disemarakkan dengan buah-buah-Nya (lih Ef 4:11-12; 1 Kor 12:4; Gal 5:22). Dengan kekuatan Injil Roh meremajakan Gereja dan tiada hentinya membaharuinya, serta mengantarkannya kepada persatuan sempurna dengan Mempelainya. Sebab Roh dan Mempelai berkata kepada Tuhan Yesus: "Datanglah!" (lihat Why 22:17)

Demikian seluruh Gereja nampak sebagai "umat yang dipersatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus"



Sumber : katolisitas.org

Tuesday 23 April 2013

Perutusan Putera (LG)

Back to Konstitusi Dogmatis "Lumen Gentium" - Tentang Gereja


Maka datanglah Putera. Ia diutus oleh Bapa, yang sebelum dunia terjadi telah memilih kita dalam Dia, dan menentukan. bahwa kita akan diangkat-Nya menjadi putera-putera-Nya. Sebab Bapa berkenan membaharui segala sesuatu dalam Kristus (lih Ef 1:4-5 dan 10). Demikianlah untuk memenuhi kehendak Bapa Kristus memulai Kerajaan sorga di dunia, dan mewahyukan rahasia-Nya kepada kita, serta dengan ketaatan-Nya Ia melaksanakan penebusan kita. Gereja, atau kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri, atas kekuatan Allah berkembang secara nampak di dunia. Permulaan dan pertumbuhan itulah yang ditandangkan dengan darah dan air, yang mengalir dari lambung Yesus yang terluka dikayu salib (lih Yoh 19:34). Itulah pula yang diwartakan sebelumnya ketika Tuhan bersabda tenatng wafat-Nya disalib: "Dan apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku" (Yoh 12:32 yun). Setiap kali dialtar dirayakan korban salib, tempat "Anak Domba Paskah kita, yakni Kristus, telah dikorbankan" (1 Kor 5:7), dilaksanakanlah karya penebusan kita. Dengan sakramen roti Ekaristi itu sekaligus dilambangkan dan dilaksanakan kesatuam umat beriman, yang merupakan satu tubuh dalam Kristus (lih 1 Kor 10:17). Semua orang dipanggil kearah persatuan dengan Kristus itu. Dialah terang dunia. Kita berasal daripada-Nya, hidup karena-Nya, menuju kepada-Nya.



Sumber : katolisitas.org

Rencana Bapa Yang Bermaksud Menyelamatkan Semua Orang (LG)

Back to Konstitusi Dogmatis "Lumen Gentium" - Tentang Gereja


Atas keputusan kebijaksanaan serta kebaikan-Nya yang sama sekali bebas dan rahasia, Bapa yang kekal menciptakan dunia semesta. Ia menetapkan, bahwa Ia akan mengangkat manusia untuk ikut serta menghayati hidup Ilahi. Ketika dalam diri Adam umat manusia jatuh, Ia tidak meninggalkan mereka, melainkan selalu membantu mereka supaya selamat, demi Kristus Penebus, "citra Allah yang tak kelihatan, yang sulung dari segala makluk" (Kol 1:15). Adapun semua orang, yang sebelum segala zaman telah dipilih oleh Bapa, telah dikenal-Nya dan ditentukan-Nya sejak semula, untuk menyerupai citra putera-Nya, supaya Dialah yang menjadi sulung diantara banyak saudara (Rom 8:29). Bapa menetapkan untuk menghimpun mereka yang beriman akan Kristus dalam Gereja kudus. Gereja itu sejak awal dunia telah dipralambangkan, serta disiapkan dalam sejarah bangsa Israel dan dalam perjanjian lama. Gereja didirikan pada zaman terakhir, ditampilkan berkat curahan Roh, dan akan disempurnakan pada akhir zaman. Dan pada saat itu seperti tercantum dalam karya tulis para Bapa yang suci, semua orang uang benar sejar Adam, "dari Abil yang saleh hingga orang terpilih yang terakhir", yang dipersatukan dalam Gereja semerta dihadirat Bapa.



Sumber : katolisitas.org

Sunday 21 April 2013

Pendahuluan (LG)


Terang para bangsalah Kristus itu. Maka Konsili suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dalam cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (lih. Mrk 16:15). Namun Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Maka dari itu menganut ajaran Konsili-konsili sebelum ini, Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih cermat kepada umatnya yang beriman dan kepada seluruh dunia, makna hakekat dan perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk menunaikan tugas secara lebih erat berkat pelbagai hubungan sosial, teknis dan budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya dalam Kristus.



Sumber : katolisitas.org

Saturday 20 April 2013

Akhir Kata (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Maka semoga dengan demikian melalui pembacaan dan studi Kitab suci "sabda Allah berjalan terus dan dimuliakan" (2 Tes 3:1), perbendaharaan wahyu yang dipercayakan kepada Gereja semakin memenuhi hari orang-orang. Seperti hidup Gereja berkembang karena Umat sering dan dengan rajin menghadiri misteri Ekaristi, begitu pula boleh diharapkan dorongan baru dalam hidup rohani karena sabda Allah yang "tinggal selama-lamanya" (Yes 40:8; lih. 1 Ptr 1:23-2) semakin dihormati.

Semua itu dan setiap hal yang dinyatakan dalam Konstitusi ini berkenan kepada para Bapa Konsili suci. Adapun kami, atas kekuasaan Rasuli yang oleh Kristus diserahkan kepada Kami, dalam Roh Kudus menyetujui, memutuskan dan menetapkan itu semua bersama dengan para Bapa yang terhormat, lagi pula memerintahkan. agar segala sesuatu yang dengan demikian telah ditetapkan dalam Konsili, dimaklumkan secara resmi demi kemuliaan Allah.


Roma, di gereja Santo Putrus, tanggal 18 bulan November tahun 1965

Saya PAULUS
Uskup Gereja Katolik

(Menyusul tanda tangan para Bapa Konsili)



Sumber : katolisitas.org

Dianjurkan Pembacaan Kitab Suci (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Oleh sebab itu semua rohaniwan, terutama para iman Kristus serta lain-lainnya, yang sebagai diakon atau katekis secara sah menunaikan pelayanan sabda, perlu berpegang teguh pada Alkitab dengan membacanya dengan asyik dan mempelajarinya dengan seksama. Maksudnya jangan sampai ada seorang pun diantara mereka yang menjadi "pewarta lahiriah dan hampa sabda Allah, tatapi tidak mendengarkannya sendiri dalam batin". Padahal ia wajib menyampaikan kepada kaum beriman yang dipercayakan kepadanya kekayaan sabda Allah yang melimpah, khususnya dalam Liturgi Suci. Begitu pula Konsili Suci mendesak dengan sangat dan istimewa semua orang beriman, terutama para religius, supaya dengan sering kali membaca kitab-kitab ilahi memperoleh "pengertian yang mulia akan Yesus Kristus" (Flp 3:8). "Sebab tidak mengenal Alkitab berarti tidak mengenal Kristus". Maka hendaklah mereka dengan suka hati menghadapi nas yang suci sendiri, entah melalui liturgi suci yang sarat dengan sabda-sabda ilahi, entah melalui bacaan yang saleh, entah melalui lembaga-lembaga yang cocok untuk itu serta bantuan-bantuan lain, yang berkat persetujuan dan usaha para Gembala Gereja dewasa ini tersebar dimana-mana dengan amat baik. Namun hendaklah mereka ingat, bahwa doa harus menyertai pembacaan Kitab suci, supaya terwujudlah wawancara antara Allah dan manusia. Sebab "kita berbicara dengan-Nya bila berdoa; kita mendengarkan-Nya bila membaca amanat-amanat ilahi"

Adalah tugas para Uskup, "yang mengemban ajaran para Rasul", untuk membina dengan baik Umat beriman yang dipercayakan kepada mereka, supaya dengan tepat menggunakan kitab-kitab ilahi, terutama Perjanjian Baru dan lebih khusus lagi Injil-Injil, dengan menyediakan terjemahan-terjemahan Kitab suci. Terjemahan-terjemahan itu hendaklah dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang diperlukan dan sungguh memadai, supaya putera-puteri Gereja dengan aman dan berguna memakai Kitab suci, dan diresapi dengan samangatnya.

Selain itu hendaknya diusahakan terbitan-terbitan Kitab suci, dibubuhi dengan catatan-catatan yang sesuai, supaya digunakan juga oleh mereka yang bukan kristiani, dan yang cocok dengan keadaan mereka. Hendaknya para Gembala jiwa, serta Umat Kristiani dalam keadaan mana pun juga, berusaha untuk dengan pelbagai cara menyebarluaskan terbitan-terbitan itu dengan bijaksana.



Sumber : katolisitas.org

Friday 19 April 2013

Pentingnya Kitab Suci Bagi Teologi (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Teologi suci bertumpu pada sabda Allah yang tertulis, bersama dengan Tradisi suci. sebagai landasan yang tetap. Disitulah teologi amat sangat diteguhkan dan selalu diremajakan, dengan menyelidiki dalam terang iman segala kebenaran yang tersimpan dalam rahasia Kristus. Adapun Kitab suci mengemban sabda Allah, dan karena diilhami memang sungguh-sungguh sabda Allah. Maka dari itu pelajaran Kitab suci hendaklah bagaikan jiwa Teologi suci. Namun dengan sabda Alkitab juga pelayanan sabda, yakni pewartaan pastoral, ketekese dan semua pelajaran kristiani - diantaranya homili liturgi harus sungg diistimewakan - mendapat bahan yang sehat dan berkembang dengan suci.



Sumber : katolisitas.org

Tugas Kerasulan Para Ahli Katolik (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Mempelai Sabda yang menjadi daging, yakni Gereja, dengan bimbingan Roh Kudus berusaha memperoleh pengertian yang semakin mendalam tentang Kitab SUci, supaya tiada hentinya menyediakan yang semakin santapan sabda-sabda ilahi bagi para puteranya. Oleh karena itu Gereja dengan tepat pula memajukan usaha mempelajari para Bapa Gereja yang suci dari Timur maupun Barat serta liturgi-liturgi suci. Para ahli Kitab Suci Katolik dan ahli teologi lainnya dalam kerja sama yang erat harus berusaha, supaya mereka dibawah pengawasan Wewenang Mengajar yang suci dan dengan upaya-upaya yang tepat menyelidiki dan menguraikan Kitab suci sedemikian rupa, sehingga sebanyak mungkin pelayan sabda ilahi dengan hasil yang baik dapat menyajikan santapan Kitab suci kepada Umat Allah, untuk menerangi budi, meneguhkan kehendak, dan mengobarkan hati sesama untuk mengasihi Allah. Konsili suci mendorong para putera Gereja, para ahli Kitab suci, supaya mereka dengan tenaga yang selalu segar dan dengan sangat tekun meneruskan karya yang telah dimulai dengan baik, menurut kehendak gereja.



Sumber : katolisitas.org

Dianjurkan Terjemahan-Terjemahan Yang Tepat (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Bagi kaum beriman kristiani jalan menuju Kitab suci harus terbuka lebar-lebar. Oleh karena itu sejak semula Gereja mengambil alih terjemahan Yunani Perjanjian Lama yang amat kuno, yang disebut "septuaginta". Gereja selalu menghormati juga terjemahan-terjemahan lain ke dalam bahasa Timur dan Latin, terutama yang disebut "Vulgata". Tetapi karena sabda Allah harus tersedia pada segala zaman, Gereja dengan perhatian keinuannya mengusahakan, supaya dibuat terjemahan-terjemahan yang sesuai dan cermat ke dalam pelbagai bahasa, terutama berdasarkan teks asli Kitab Suci. Bila terjemahan-terjemahan itu - sekiranya ada kesempatan baik dan Pemimpin Gereja menyetujuinya - diselenggarakan atas usaha bersama dengan saudara-saudari terpisah, maka terjemahan-terjemahan itu dapat digunakan oleh semua orang kristiani



Sumber : katolisitas.org

Gereja Menghormati Kitab-Kitab Suci (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Kitab-kitab ilahi seperti juga Tubuh Tuhan sendiri selalu dihormati oleh Gereja, yang - terutama dalam Liturgi suci - tiada hentinya menyambut roti kehidupan dari meja sabda Allah maupun Tubuh Kristus, dan menyajikannya kepada Umat beriman. Kitab-kitab itu bersama dengan Tradisi suci selalu dipandang dan tetap dipandang sebagai norma imannya yang tinggi. Sebab kitab-kita itu diilhami oleh Allah dan sekali untuk selamanya telah dituliskan, serta tanpa perubahan manapun menyampaikan sabda Allah sendiri, lagi pula mendengarkan suara Roh Kudus dalam sabda para Nabi dan para Rasul. Jadi semua pewartaan dalam Gereja seperti juga agama kristiani sendiri harus dipupuk dan diatur oleh Kitab Suci. Sebab dalam kitab-kitab suci Bapa yang ada di sorga penuh cinta kasih menjumpai para putera-Nya dan berwawancara dengan mereka. Adapun demikian besarlah daya dan kekuatan sabda Allah, sehingga bagi Gereja merupakan tumpuan serta kekuatan, dan bagi putera-puteri Gereja menjadi kekuatan iman, santapan jiwa. sumber jernih dan kekal hidup rohani. Oleh karena itu bagi Kitab Suci berlakulah sevara istimewa kata-kata: "Memang sabda Allah penuh kehidupan dan kekuatan" (Ibr 4:12), "yang berkuasa membangun dan mengurniakan warisan diantara semua para kudus" (Kis 20:23; lih. 1Tes 2:13).



Sumber : katolisitas.org

Wednesday 17 April 2013

Kitab-kitab Perjanjian Baru (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Kecuali memuat keempat Injil kanon Perjanjian Baru uga mencantumkan surat-surat S. Paulus serta tulisan para Rasul lainnya yang dikarang dengan ilham Roh Kudus. Menurut rencana Allah yang bijaksana dalam tulisan-tulisan itu diteguhkan mengenai segal sesuatu mengenai Kristus Tuhan, ajaran-Nya yang sejati semakin jelas, diwartakan daya kekuatan karya ilaho Kristus yang menyelamatkan, dikisahkan awal mula Gereja dan penyebarannya yang mengagumkan, dan dinubuatkan penyelesaiannya dalam kemuliaan.

Sebab Tuhan Yesus menyertai para Rasul-Nya seperti telah dijanjikan-Nya (lih. Mat 28:20), dan Ia mengutus Roh Pembantu kepada mereka, untuk membimbing mereka memasuki kepenuhan kebenaran (lih. Yoh 16:13)



Sumber : katolisitas.org

Sifat Histori Injil (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Bunda Gereja yang kudus dimasa lampai mempertahankan dan tetap setia berpegang tuguh pada pandangan, bahwa keempat Injil tersebut, yang bersifat historisnya diakui tanpa ragu-ragu, dengan setia meneruskan apa yang oleh Yesus Putera Allah selama hidupnya diantara manusia sungguh telah dikerjakan dan diajarkan demi keselamatan kekal mereka, sampai hari Ia diangkat (lih. Kis 1:1-2).
Sesuadah kenaikan Tuhan para Rasul meneruskan kepada para pendengar mereka apa yang dikatakan dan dijalankan oleh Yesus sendiri, dengan pengertian yang lebih penuh, yang mereka peroleh karena di didik oleh peristiwa-peristiwa mulai Kristus dan oleh terang Roh kebenaran. Adapun cara penulis suci mengarang keempat Injil dan memilih berbagai dari sekian banyak hal yang telah diturunkan secara lisan atau tertulis; beberapa hal mereka susun secara agak sintetis, atau mereka uraikan dengan memperhatikan keadaan Gereja-Gereja; akhirnya dengan tetap mempertahankan bentuk pewartaan, namun sedemikian rupa, sehingga mereka selalu menyampaikan kepada kita kebenaran yang murni tentang Yesus. Sebeb mereka menulis, entah berdasarkan ingatan dan kenangan mereka sendiri, entah berdasarkan kesaksian mereka "yang dari semula menjadi saksi mata dan pelayan sabda", dengan maksud kita mengenal "kebenaran" kata-kata yang diajarkan kepada kita (lih. Luk 1:2-4).



Sumber : katolisitas.org

Monday 1 April 2013

Asal-usul Injil dari Para Rasul (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Semua orang tahu, bahwa diantara semua kitab, juga yang termasuk Perjanjian Baru, Injillah yang sewajarnya menduduki tempat istimewa. Sebab Injil merupakan kesaksian utama tentang hidup dan ajaran Sabda yang menjadi daging, Penyelamat kita.

Selalu dan di mana-mana Gereja mempertahankan dan tetap berpandangan, bahwa keempat Injil berasal dari para rasul. Sebab apa yang atas perintah Kristus diwartakan oleh para rasul, kemudian dengan ihlam Roh ilahi diteruskan secara tertulis kepada kita oleh mereka dan orang-orang kerasulan, sebagai dasar iman, yakni Injil dalam keempat bentuknya menurut Mateus, Markus, Lukas dan Yohanes.



Sumber : katolisitas.org

Keluhuran Perjanjian Baru (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Sabda Allah,yang merupakan kekuatan Allah demi keselamatan semua orang yang beriman ( lih.Rom 1:16), dalam Kitab-kitab Perjanjian Baru disajikan secara istimewa dan memperlihatkan daya kekuatannya.Sebab setelah genap waktunya (lih.Gal 4:4), Sabda yang menjadi daging dan diam di antara kita penuh rahmat dan kebenaran (lih.. Yoh 1:14).Kristus mendirikan Kerajaan Allah di dunia,dengan karya dan sabda-Nya menampakkan Bapa-Nya dan Diri-Nya sendiri, dengan wafat,kebangkitan serta kenaikan-Nya penuh kemuliaan, pun dengan mengutus Roh Kudus menyelesaikan karya-Nya. Setelah ditinggikan dari bumi Ia menarik semua orang kepada diri-Nya (lih Yoh 12:32, yun). Dialah satu-satunya, yang mempunyai sabda kehidupan kekal (lih. Yoh 6:68). Adapun rahasia itu tidak dinyatakan kepada angkatan-angkatan lain, seperti sekarang telah diwahyukan dalam Roh Kudus kepada para Rasul-Nya yang suci serta para Nabi (lih. Ef 3:4-6, yun),supaya mereka mewartakan Injil, membangkitkan iman akan Yesus Kristus dan Tuhan, dan memimpin Gereja. Tentang peristiwa-peristiwa itu dalam kitab-kitab Perjanjian Baru terdapat kesaksian kekal dan ilahi.



Sumber : katolisitas.org

Kesatuan antara Kedua Perjanjian (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Allah, pengilham dan pengarang kitab-kitab perjanjian Lama maupun Baru, dalam kebijaksanaan-Nya mengatur (Kitab suci) sedemikian rupa, sehingga Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama terbuka dalam Perjanjian Baru. Sebab meskipun Kristus mengadakan Perjanjian yang Baru dalam darah-Nya (lih. Luk 22:20 ; 1Kor 11:25), namun Kitab-kitab Perjanjian Lama seutuhnya ditampung dalam pewartaan Injil, dan dalam Perjanjian Baru memperoleh dan memperlihatkan maknanya yang penuh (lih. Mat 5:17 ; Luk 24:27 ; Rom 16:25-26 ; 2Kor 3:14-16) dan sebaliknya juga menyinari dan menjelaskan Perjanjian Baru.



Sumber : katolisitas.org

Arti Perjanjian Lama untuk Umant Kristiani (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi

Tata keselamatan Perjanjian Lama terutama dimaksudkan untuk menyiapkan kedatangan Kristus Penebus seluruh dunia serta Kerajaan al Masih, mewartakannya dengan nubuat-nubuat (lih. Luk 24:44 ; Yoh 5:39 ; 1Ptr 1:10), dan menandakannya dengan berbagai lambang (lih. 1Kor 10:11). Kitab-kitab perjanjian Lama, sesuai dengan keadaan umat manusia sebelum zaman pemulihan keselamatan oleh Kristus, mengungkapkan kepada seua orang pengertian tentang Allah dan manusia serta cara-cara Allah yang adil dan rahim bergaul dengan manusia. Meskipun juga mencantumkan hal-hal yang tidak sempurna dan bersifat sementara, kitab-kitab itu memaparkan cara pendidikan ilahi yang sejati. Maka kitab-kitab itu, yang mengungkapkan kesadaran hidup akan Allah, yang mencantumkan ajaran-ajaran yang luhur tentang Allah serta kebijaksanaan  yang menyelamatkan tentang peri hidup manusia, pun juga perbendaharaan doa-doa yang menakjubkan, akhirnya secara terselubung mengemban keselamatan kita, kitab-kitab itu harus diterima dengan khidmat oleh Umat beriman kristiani.



Sumber : katolisitas.org

Sejarah keselamatan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi

Allah yang mahakasih dengan penuh perhatian merencanakan dan menyiapkan keselamatan segenap umat manusia. Dalam pada itu Ia dengan penyelenggaraan yang istimewa memilih bagi diri-Nya suatu bangsa, untuk diserahi janji-janji-Nya. Sebab setelah mengadakan perjanjian dengan Abraham (lih. Kej 15:18) dan dengan bangsa Israel melalui Musa (lih. Kel 24:8), dengan sabda maupun karya-Nya Ia mewahyukan Diri kepada umat yang diperoleh-Nya sebagai satu-satunya Allah yang benar dan hidup sedemikian rupa,sehingga Israel mengalami bagaimanakah Allah bergaul dengan manusia.Dan ketika Allah bersabda melalui para Nabi, Israel semakin mendalam dan terang memahami itu,dan semakin meluas menunjukkannya diantara para bangsa (lih.Mzm 21:28-29 ; Mzm 95:1-3 ; Yes 2:1-4 ; Yer 3:17). Adapun tata keselamatan, yang diramalkan, diceritakan dan diterangkan oleh para pengarang suci, sebagai sabda Allah yang benar terdapat dalam Kitab-kitab Perjanjian Lama.Maka dari itu Kitab-kitab itu, yang di ilhami oleh Allah, tetap mempunyai nilai abadi: "Sebab apapun yang tertulis, ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita karena kesabaran dan penghiburan Kitab suci mempunyai pengharapan" (Rom 15:4).



Sumber : katolisitas.org

Turunnya Allah (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Jadi dalam Kitab suci - sementara kebenaran dan kesucian Allah tetap dipertahankan - nampaklah "turunnya" Kebijaksanaan yang menakjubkan, "supaya kita mengenal kebaikan Allah yang tak terperikan, dan betapa Ia melunakkan bahasa-Nya, dengan memperhatikan serta mengindahkan kodrat kita." Sebab sabda Allah, yang diungkapkan dengan bahasa manusia, telah menyerupai pembicaraan manusiawi, seperti dulu Sabda Bapa yang kekal, dengan mengenakan daging kelemahan manusiawi, telah menjadi serupa dengan menusia.



Sumber : katolisitas.org

Bagaiman Kitab Suci Harus Ditafsirkan (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Adapun karena Allah dalam Kitab suci bersabda melalui manusia secara manusia, maka untuk menangkap apa yang oleh Allah akan disampaikan kepada kita penafsir Kitab suci harus menyelidiki dengan cermat, apa yang sebenarnya mau disampaikan oleh para penulis suci, dan apa yang mau ditampakkan oleh Allah dengan kata-kata mereka.

Untuk menemukan maksud para pengarang suci antara lain perlu diperhatikan juga "jenis-jenis sastra". Sebab dengan cara yang berbeda-beda kebenaran dikemukakan dan diungkapkan dalam nas-nas yang dengan aneka cara bersifat historis, atau profetis, atau poetis, atau dengan jenis sastra lainnya. Selanjutnya penafsiran harus mencari arti, yang hendak diungkapkan dan ternyata jadi diungkapkan oleh pengarang suci dalam keadaan tertentu, sesuai dengan situasi jamannya dan kebudayaannya, melalui jenis-jenis sastra yang ketika itu digunakan. Sebab untuk mengerti dengan seksama apa yang oleh pengarang suci hendak dinyatakan dengan tulisannya, perlu benar-benar diperhatikan baik cara-cara yang lazim dipakai oleh orang-orang pada zaman itu biasanya dipakai dalam pergaulan antar manusia.

Akan tetapi Kitab suci ditulis dalam Roh Kudus dan harus dibaca dan ditafsirkan Roh itu juga. Maka untuk menggali dengan tepat arti nas-nas suci, perhatikan yang sama besarnya harus diberikan kepada isi dan kesatuan seluruh Alkitab, dengan mengindahkan Tradisi hidup seluruh Gererja serta analogi iman. Merupakan kewajiban para ahli Kitab suci: berusaha menurut norma-norma itu untuk semakin mendalam memahami dan menerangkan arti Kitab suci, supaya seolah-olah berkat penyelidikan yang disiapkan keputusan Gereja menjadi lebih masak. Sebab akhirnya semua yang menyangkut cara menafsirkan Alkitab itu barada dibawah keputusan Gereja, yang menunaikan tugas serta pelayanan memelihara dan menafsirkan sabda Allah.



Sumber : katolisitas.org

Fakta Ilham dan Kebenaran Kitab Suci (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Yang diwahyukan oleh Allah dan yang termuat serta tersedia dalam Kitab suci telah ditulis dengan ilham Roh Kudus. Sebab Bunda Gereja yang kudus, berdasarkan imam para Rasul, memandang Kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Baru secara keseluruhan, beserta semua bagian-bagiannya,sebagai buku-buku yang suci dan kanonik, karena di tulis dengan ilham Roh Kudus (lih.Yoh 20:31 ; 2Tim3:16 ; 2Ptr 1:19-21 ; 2Ptr3:15-16), dan mempunyai Allah sebagai pengarangnya, serta dalam keadaannya demikian itu diserahkan kepada Gereja. Tetapi dalam mengarang kitab-kitab suci itu Allah memilih orang-orang, yang digunakan-Nya sementara mereka memakai kecakapan dan kemampuan mereka sendiri, supaya - sementara Dia berkarya dalam dan melalui mereka,- semuan itu dan hanya itu yang dikehendaki-Nya sendiri dituliskan oleh mereka sebagai pengarang yang sungguh-sungguh.

Oleh sebab itu, karena segala sesuatu, yang dinyatakan oleh para pengarang yang ilhami atau hagiograf (penulis suci), harus dipandang sebagai pernyataan Roh Kudus, maka harus diakui, bahwa buku-buku Alkitab mengajarkan dengan teguh dan setia serta tanpa kekeliruan kebenaran, yang oleh Allah dikehendaki supaya dicantumkan dalam kitab-kitab suci demi keselamatan kita. Oleh karena itu "seluruh Alkitab diilhami oleh Allah dan berguna untuk mengajar, meyakinkan, menegur dan mendidik dalam kebenaran: supaya manusia (hamba) Allah menjadi sempurna, siap sedia bagi segala pekerjaan yang baik" (2Tim 3:16-17 yun).



Sumber : katolisitas.org

Sunday 31 March 2013

Hubungan Keduanya dengan Seluruh Gereja dan Magisterium (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Tradisi suci dan Kitab suci merupakan satu perbendaharaan keramat sabda Allah yang dipercayakan kepada gereja. Dengan berpegang teguh padanya seluruh Umat suci bersatu dengan para Gembala dan mereka dan tetap bertekun dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti dan doa-doa (lih. Kis 2:42 yun). Dengan demikian dalam mempertahankan, melaksanakan dan mengakui iman yang diturunkan itu timbullah kerukunan yang khas antara para Uskup dan kaum beriman.

Adapun tugas untuk menafsirkan secara otentik sabda Allah yang tertulis dan diturunkan itu dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus. Wewenang Mengajar itu tidak berada diatas sabda Allah, melainkan melayaninya, yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya dengan khidmat, dipeliharanya dengan suci dan diterangkannya dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani sebagai hal-hal yang diwahyukan oleh Allah.

Maka jelaslah tradisi suci, Kitab suci dan Wewenang Mengajar Gereja, menurut rencana Allah yang mahabijaksana, saling berhubungan dan berpadu sedemikian rupa, sehingga yang satu tidak dapat ada tanpa kedua lainnya, dan semuanya bersama-sama, masing-masing dengan caranya sendiri, dibawah gerakan satu Roh Kudus, membantu secara berdaya guna bagi keselamatan jiwa-jiwa.



Sumber : katolisitas.org

Monday 25 March 2013

Hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Jadi Tradisi suci dan Kitab suci berhubungan erat sekali dan berpada. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama. Sebab Kita suci itu pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dalam ilham Roh ilahi. Sedangkan oleh Tradisi suci sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasu, disalurkan seuuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan dan menyebarkannya dengan setia. Dengan demikian gereja menimba kepastian tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui kitab suci. Maka dari tu keduanya (baik Tradisi maupun Kitab suci) harus diterima dan dihormati dengan cita-rasa kesalehan dan hormat yang sama.



Sumber : katolisitas.org

Tradisi Suci (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Oleh karena itu pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalm kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya. Maka para Rasul, seraya meneruskan apa yang telah mereka terima sendiri, mengingatkan kaum beriman, supaya mereka berpegangan teguh pada ajaran-ajaran warisan, yang telah mereka terima entah secara lisan entah secara tertulis (lih. 2 Tes 2:15), dan supaya mereka berjuang untuk membela iman yang sekali untuk selamanya diteruskan kepada mereka (lih. Yud 3). Adapun apa yang telah diteruskan oleh para Rasul mencakup segala sesuatu, yang membantu Umat Allah untuk menjalani hidup yang suci dan untuk berkembang dalam imannya. Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya

Tradisi yang berasal dari para rasul itu berkat bantuan Roh Kudus berkembang dalam Gereja: sebab berkembanglah pengertian tentang kenyataan-kenyataan maupun kata-kata yang diturunkan, baik karena kaum beriman, yang menyimpannya dalam hati (lih. Luk 2:19 dan 51), merenungkan serta mempelajarinya, maupun karena mereka menyelami secara mendalam pengalaman-pengalaman rohani mereka, maupun juga berkat pewartaan mereka, yang sebagai penganti dalam martabat Uskup menerima kurnia kebenaran yang pasti. Sebab dalam perkembangan sejarah gereja tiada hentinya menuju kepenuhan kebenaran ilahi, sampai terpenuhilah padanya sabda Allah.

Ungkapan-ungkapan para Bapa suci memberi kesaksian akan kehadiran Tradisi itu pun Gereja mengenal kanon Kitab-kitab suci selengkapnya, dan dalam Tradisi itu Kitab Suci sendiri dimengarti secara lebih mendalam dan tiada hentinya dihadirkan sacara aktif. Demikianlah Allah, yang dulu telah bersabda, tiada hentinya berwawancara dengan Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh kudus, yang menyebabkan suara Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan memalui gereja dalam dunia, menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara berlimpah (lih. Kol 3:16)



Sumber : katolisitas.org

Thursday 21 March 2013

Para Rasul Dan Pengganti Mereka Sebagai Pewarta Injil (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk selamanya dan diteruskan kepada segala keturunannya. Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Mahatinggi (lih. 2 Kor 1:30 ; 2 Kor 3:16 ; 2 Kor 4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para Nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya dengan mulut-nya sendiri, mereka wartakan pada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagikan kurnia-kurnia ilahi kepada mereka. Perintah itu dilaksanakan dengan setia oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang telah mereka terima dari mulut, pergaulan dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari. Perintah Tuhan dujalankan pula oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan.

Adapun supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti mereka, yang "mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar".

Maka dari itu Tradisi suci dan Kitab suci perjanjian Lama maupun Baru bagaikan cermin bagi Gereja yang mengembara didunia, untuk memandang Allah yang menganugerahinya segala sesuatu, hingga tiba saatnya gereja dihantar untuk menghadap Allah tatap muka, sebagaimana ada-Nya (lih. 1 Yoh 3:2)



Sumber : katolisitas.org

Wednesday 20 March 2013

Kebenaran - Kebenaran Yang Diwahyukan (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Dengan wahyu ilahi Allah telah mau menampakkan dan membuka diri-Nya sendiri serta keputusan kehendak-Nya yang abadi tentang keselamatan manusia, yakni "untuk mengikutsertakan manusia dalam harta-harta ilahi, yang sama sekali melampaui daya tangkap akalbudi insani"

Konsili suci mengakui bahwa "Allah, awal dan tujuan segala sesuatu, dapat diketahui dengan pasti dengan kodrati nalar manusia dari apa yang diciptakan" (lih. Rom 1:20). Tetapi Konsili mengajarkan juga bahwa berkat wahyu Allah itulah "segala, yang dalam hal-hal ilahi sebetulnya tidak mustahil di ketahui oleh akalbudi manusia, dalam keadaan umat manusia sekarang dapat diketahui oleh semua dengan mudah, dengan kepastian yang teguh dan tanpa tercampuri kekeliruan mana pun juga"



Sumber : katolisitas.org

Menerima Wahyu Dan Iman (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan "ketaatan iman" (Rom 16:26 ; lih. Rom 1:5 ; 2 Cor 10:5-6). Demikian manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan "kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan" dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budia, dan menimbulkan "pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran". Supaya semakin mendalamlah pengertian akan wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa menyempurnakan iman melalui kurnia-kurnia-Nya.



Sumber : katolisitas.org

Sunday 17 March 2013

Kristus Kepenuhan Wahyu (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Setelah berulang kali dan dengan berbagai cara Alah bersabda dengan perantaraan para Nabi,''akhirnya pada zaman sekarang Ia bersabda kepada kita dalam Putera'' (Ibr 1:1-2). Sebab Ia mengutus Putera-Nya, yakni sabda kekal, yang menyinari semua orang, supaya tinggal ditengah umat manusia dan menceritakan kepada mereka hidup Allah yang terdalam (lih. Yoh 1:1-18).

Maka Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai ''manusia kepada manusia'', ''menyampaikan sabda Allah'' (Yoh 3:34), dan menyelesaikan karya penyelamatan, yang diserahkan oleh Bapa kepada-Nya (lih. Yoh 5:36 ; Yoh 17:4). Oleh karena itu Dia - barang siapa melihat Dia, melihat Bapa juga (lih. Yoh 14:9) - dengan segenap kehadiran dan penampilan-Nya, dengan sabda maupun karya-Nya, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizatnya, namun terutama dengan wafat dan kebangkitan- Nya penuh kemuliaan dari maut, akhirnya dengan mengutus Roh Kebenaran, menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya, dan meneguhkan dengan kesaksian ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan dosa serta maut, dan untuk membangkitkan kita bagi hidup kekal. 

Adapun tata keselamatan kristiani, sebagi perjanjian baru dan tetap, tidak pernah akan lampau; dan sama sekali tidak boleh dinantikan lagi wahyu umum yang baru, sebelum Tuhan kita Yesus Kristus menampakkan Diri dalam kemuliaan-Nya (lih. 1Tim 6:14 dan Tim 2:13).



Sumber : katolisitas.org

Persiapan Wahyu Ilahi (DV)


Allah, yang menciptakan segala sesuatu melalui sabda-Nya (lih. Yoh 1:3), serta melestarikannya, dalam makhluk-makhluk senantiasa memberikan kesaksian tentang diri-Nya kepada manusia (lih. Rom 1:19-20). Lagi pula karena Ia bermaksud membuka jalan menuju keselamatan di sorga, Ia sejak awal mula telah menampakkan Diri kepada manusia pertama. Setelah mereka jatuh, dengan menjanjikan penebusan Ia mengangkat mereka untuk mengharapkan keselamatan (lih. Kej 3:15). Tiada putus-putusnya Ia memelihara umat manusia , untuk mengurniakan hidup kekal kepada semua, yang mencari keselamatan dan bertekun melakukan apa yang baik (lih. Rom 2:6-7). Adapun pada saat yang ditentukan Ia memanggil Abraham untuk menjadikkannya bangsa yang besar (lih. Kej 12:2).Sesudah para Bapa bangsa Ia membina bangsa itu dengan perantaraan Musa serta para Nabi, supaya mereka mengakui Diri-Nya sebagai satu-satunya Allah yang hidup dan benar, Bapa penyelenggara dan hakim yang adil, dan supaya mereka mendambakan Penebus yang dijanjikan. Dengan demikian berabad-abad lamanya Ia menyiapkan jalan bagi Injil.



Sumber : katolisitas.org

Hakekat Wahyu (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi


Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya (lih. Ef 1:9); berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam kodrat ilahi (lih. Ef 2:18 ; 2 Ptr 1:4). Maka dengan wahyu itu Allah yang tidak kelihatan (lih. Kol 1:15; 1Tim 1:17) dari kelimpahan cinta kasih-Nya menyapa manusia sebagai sahabat-sahabat-Nya (lih. Kel 33:11; Yoh15:14-15), dan bergaul dengan mereka (lih. Bar 3:38), untuk mengundang mereka ke dalam persekutuan dengan diri-Nya dan menyambut mereka didalamnya. Tata perwahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan yang amat erat terjalin, sehingga karya, yang dilaksanakan oleh Allah dalam sejarah keselamatan, memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata, sedangkan kata-kata menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang tercantum di dalamnya. Tetapi melalui wahyu itu kebenaran yang sedalam-salamnya tentang Allah dan keselamatan manusia nampak bagi kita dalam Kristus, yang sekaligus menandai pengantara dan kepenuhan seluruh wahyu.



Sumber : katolisitas.org

Friday 15 March 2013

Pendahuluan (DV)

Back to Konstitusi Dogmatis "Dei Verbum" - Tentang Wahyu Ilahi

Sambil mendengarkan SABDA ALLAH dengan khidmat dan mewartakannya penuh kepercayaan, Konsili suci mematuhi amanat S. YOHANES: "Kami mewartakan kepadamu hidup kekal, yang ada pada Bapa dan telah nampak kepada kami: Yang kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami wartakan kepadamu, supaya kamupun beroleh persekutuan kita bersama Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus" (1 Yoh 1:2-3). Maka dari itu, sambil mengikuti jejak Konsili Trente dan Konsili Vatikan I, Konsili ini bermaksud menyajikan ajaran yang asli tentang wahyu ilahi dan bagaimana itu diteruskan, supaya dunia dengan mendengarkan pewartaan keselamatan seluruh dunia mengimaninya, dengan beriman berharap dan dengan berharap mencintainya.



Sumber : katolisitas.org

Wednesday 13 March 2013

Inter Mirifica (IM)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial

Pendahuluan
1. Makna Suatu Ungkapan
2. Mengapa Konsili Membahas Masalah Komunikasi Sosial

Bab Satu - Ajaran Gereja
 3.  Tugas-Kewajiban Gereja
 4.  Hukum Moral
 5.  Hak Atas Informasi
 6.  Kesenian Dan Moral
 7.  Pemberitaan Kejahatan Moral
 8.  Pendapat Umum
 9.  Kewajiban-Kewajiban Para Pemakai Media Komunikasi Sosial
10. Kewajiban-Kewajiban Kaum Muda Dan Para Orang Tua
11. Kewajiban-Kewajiban Para Penyelenggara
12. Kewajiban-Kewajiban Pemerintah

Bab Dua - Kegiatan Pastoral Gereja
13. Kegiatan Para Gembala Dan Umat Beriman
14. Prakarsa-Prakarsa Umat Katolik
15. Pembinaan Para Dosen
16. Pembinaan Para Pemakai Jasa
17. Upaya-Upaya Teknis Dan Ekonomis
18. Sekali Setahun: Hari Komunikasi Sosial
19. Sekretariat Pada Takhta Suci
20. Wewenang Para Uskup
21. Biro Nasional
22. Organisasi-Organisasi International

Penutup
23. Instruksi Pastoral
24. Anjuran Akhir



Sumber : katolisitas.org

Orientalium Ecclesiarum (OE)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Gereja-Gereja Timur Katolik

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Gereja-Gereja Timur Katolik

Pendahuluan
1.

Gereja-Gereja Khusus Atau Ritus-Ritus
2. Kemacam-ragaman Dalam Persekutuan Gereja Katolik
3. Kesamaan Martabat, Hak-Hak Dan Kewajiban-Kewajiban
4. Kelestarian Ritus-Ritus Dalam Satu Persekutuan

Melestarikan Pusaka Rohani Gereja-Gereja Timur
5. Hak Serta Kewajiban Gereja-Gereja Untuk Melestarikan Tata-Laksana Masing-Masing
6. Melestarikan Upacara-Upacara Liturgi Ritus Timur

Para Patriark Timur
 7.  Siapa Patriark Timur itu?
 8.  Semua Patriark Sederajat Martabatnya
 9.  Wewenang Patriark Dan Sinode
10. Uskup Agung Utama
11. Didirikan Patriarkat-Patriarkat Baru Sejauh Perlu
12. Konsili Mengukuhkan Tata-Laksana Sakramen-Sakramen
13. Pelayan Sakramen Krisma
14. Penerimaan Sakramen Krisma
15. Ekaristi Suci
16. Pelayan Sakramen Tobat
17. Diakonat Dan Tahbisan-Tahbisan Tingkat Rendah
18. Pernikahan Campur
19. Hari-Hari Raya
20. Hari Raya Paskah
21. Penyesuaian Diri Dengan Ritus Setempat
22. Pujian Ilahi (Ibadat Harian)
23. Penggunaan Bahasa Daerah
24. Memelihara Persekutuan menurut Dekrit Tentang Ekumenisme
25. Syarat Untuk Kesatuan; Kewenangan Menjalankan Kuasa Tahbisan
26. Communicatio in Sacris
27.
28.
29. Bimbingan Para Hirark Setempat

Penutup
30.



Sumber : katolisitas.org

Unitatis Redintegratio (UR)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Ekumenisme

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abad

Dekrit Tentang Ekumenisme

Pendahuluan
1.

Bab Satu - Prinsip-Prinsip Katolik Untuk Ekumenisme
2.  Gereja Yang Satu Dan Tunggal
3.  Hubungan Antara Saudara-Saudari Yang Terpisah Dan Gereja Katolik
4.  Ekumenisme

Bab Dua - Pelaksanaan Ekumenisme
5.  Ekumenisme : Tanggung Jawab Segenap Umat Beriman
6.  Pembaharuan Gereja
7.  Pertobatan Hati
8.  Doa Bersama
9.  Saling Mengenal Sebagai Saudara
10. Pembinaan Ekumenis
11. Cara Mengungkapkan Dan Menguraikan Ajaran Iman
12. Kerja Sama Dengan Saudara-Saudari Yang Terpisah

Bab Tiga - Gereja-Gereja Dan Jemaat-Jemaat Gerejawi Yang Terpisah Dari Takhta Apostolik Di Roma
13. 

I. Tinjauan Khusus-Tentang Gereja-Gereja Timur
14. Semangat Dan Sejarah Gereja-Gereja Timur
15. Tradisi Liturgi dan Hidup Rohani Dalam Gereja-Gereja Timur
16. Tata-Tertib Khas Gereja-Gereja Timur
17. Ciri Khas Gerja-Gereja Timur Berkenaan Dengan Soal-Soal Ajaran
18. Penutup

II. Gereja-Gereja Dan Jemaat-Jemaat Gerejawi Yang Terpisah Di Dunia Barat
19. Situasi Khusus Gereja-Gereja Dan Jemaat-Jemaat
20. Iman Akan Kristus
21. Pendalaman Kitab Suci
22. Hidup Sakramental
23. Kehidupan Dalam Kristus
24. Penutup



Sumber : katolisitas.org

Friday 8 March 2013

Christus Dominus (CD)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Tugas Pastoral Para Uskup Dalam Gereja

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi


Dekrit Tentang Tugas Pastoral Para Uskup Dalam Gereja

Pendahuluan
1. Kristus Tuhan
2. Dalam Gereja Kristus
3. Tugas Mereka Sebagai Uskup

Bab Satu - Para Uskup Dan Gereja Semesta
I. Peran Para Uskup Terhadap Gereja Semesta
4. Pelaksanaan Kekuasaan Oleh Dewan Para Uskup
5. Majelis Atau Sinode Para Uskup
6. Para Uskup Ikut Serta Memperhatikan Semua Gereja-Gereja
7. Cinta Kasih Yang Nyata Terhadap Para Uskup Yang Dianiaya

II. Para Uskup Dan Takhta Suci
8. Kuasa Para Uskup Dalam Keuskupan Mereka Sendiri
9. Kongregasi-Kongregasi Dalam Karunia Roma
10. Para Anggota Dan Para Pejabat Kongregasi-Kongregasi

Bab Dua - Para Uskup Dan Gereja-Gereja Khusus Atau Keuskupan-Keuskupan
I. Para Uskup Diosesan
11. Faham"Diosis&" Atau Keuskupan, Dan Peran Serta Para Uskup Dalam Keuskupan Mereka
12. Tugas Mengajar
13. Cara Menyajikan Ajaran Kristiani
14. Pendidikan Kateketis
15. Tugas Para Uskup Untuk Menguduskan
16. Tugas Penggembalaan Para Uskup
17. Bentuk-Bentuk Khusus Kerasulan
18. Keprihatinan Khusus Terhadap Kelompok-Kelompok Umat Tertentu
19. Kebebasan Para Uskup; Hubungan Mereka Dengan Pemerintah 
20. Kebebasan Dalam Pengangkatan Para Uskup
21. Pengunduran Diri Uskup Dari Jabatannya

II. Penentuan Batas-Batas Keuskupan 
22. Perlunya Meninjau Kembali Batas-Batas Keuskupan 
23. Peraturan-Peraturan Yang Harus Dipatuhi
24. Diperlukan Pendapat Konferensi Uskup

III. Para Rekan Sekerja Uskup Diosesan Dalam Reksa
 => Para Uskup Koajutor Dan Auksilier
25. Peraturan-Peraturan Untuk Mengangkat Uskup Koajutor Dan Auksilier
26. Wewenang Uskup Auksilier Dan Koajutor

 => Kuria Dan Panitia-Panitia Keuskupan
27. Organisasi Kuria Keuskupan Dan Pembentukan Panitia Pastoral

 => Klerus Diosesan
28. Para Imam Diosesan
29. Para Imam Yang Menjalankan Karya Antar Paroki
30. Para Pastor Paroki
31. Menunjukan, Pemindahan, Pemberhentian Dan Pengunduran Diri Pastor Paroki
32. Pembubaran Dan Pengubahan Paroki

 => Para Religius
33. Para Religius Dan Karya-Kartya Kerasulan
34. Para Religius Rekan Sekerja Uskup Dalam Karya Kerasulan
35. Azas-Azas Kerasulan Para Religius Dalam Keuskupan

Bab Tiga - Kerja Sama Para Uskup Demi Kesejahteraan Umum Berbagai Gereja
I. Sinode, Konsili, Dan Khususnya Konferensi Uskup
36. Sinode Dan Konsili Khusus
37. Pentingnya Konferensi Uskup
38. Hakekat, Struktur, Wewenang Dan Kerjasama Konferensi-Konferensi

II. Penentuan Batas Provinsi-Provinsi Gerejawi Dan Penetapan Kawasan- Kawasan Gerejawi
39. Prinsip Untuk Meninjau Kembali Batas-Batas Yang Telah Ditetapkan 
40. Beberapa Pedoman Yang Harus Dipatuhi
41. Perlu Dimintakan Pandangan Konferensi-Konferensi Uskup

III. Para Uskup Yang Menjalankan Tugas Antar Keuskupan
42. Pembentukan Biro-Biro Khusus Dan Kerja Sama Dengan Para Uskup
43. Vikariat Angkatan Bersenjata

Ketetapan Umum 
44.



Sumber : katolisitas.org

Perfectae Caritatis (PC)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Pembaharuan Dan Penyesuaian Hidup Religius

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Pembaharuan Dan Penyesuaian Hidup Religius

1. Pendahuluan
2. Azas-Azas Umum Untuk Mengadakan Pembaharuan Yang Sesuai
3. Norma-Norma Praktis Pembaharuan Yang Disesuaikan
4. Mereka Yang Harus Melaksanakan Pembaharuan
5. Unsur-Unsur Yang Umum Pada Pelbagai Bentuk Hidup Religius
6. Hidup Rohani Hatus Diutamakan
7. Tarekat-Tarekat Yang Seutuhnya Terarah Kepada Kontemplasi
8. Tarekat-Tarekat Yang Bertujuan Kerasulan
9. Kelestarian Hidup Monastik Konventual
10. Hidup Religius Kaum Awam
11. Serikat-Serikat Sekular
12. Kemurnian
13. Kemiskinan
14. Ketaatan
15. Hidup Bersama
16. Pingitan/klausura Para Rubiah
17. Busana Religius
18. Pembinaan Para Anggota
19. Pendirian Tarekat-Tarekat Baru
20. Bagaimana Melestarikan Menyesuaikan Atau Meninggalkan Karya-Karya Khusus Tarekat
21. Tarekat-Tarekat Dan Biara-Biara Yang Megnalami Kemerosotan
22. Perserikatan Antara Tarekat-Tarekat Religius
23. Konferensi Para Pemimpin Tinggi
24. Panggilan Religius
25. Penutup



Sumber : katolisitas.org

Optatam Totius (OT)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Pembinaan Imam

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Pembinaan Imam

Pendahuluan

I.  Penyusunan Metode Pembinaan Imam Di Setiap Negara
1.  

II.  Pengembangan Panggilan Imam Secara Lebih Intensif
2.  Pengembangan Panggilan
3.  Di Seminari-Seminari Menengah

III.  Tata-Laksana Seminari-Seminari Tinggi
4.  Seluruh Pembinaan Harus Berhubungan Erat Dengan Tujuan Pastoral
5.  Para Pembimbing Seminari Hendaknya Dipilih Dengan Saksama Dan Dibina Secara Efektif
6.  Penyaringan Dan Pengujian Para Seminaris
7.  Seminari Hendaknya Diselenggarakan Sesuai Dengan Kebutuhan Para Seminaris

IV.  Pembinaan Rohani Yang Lebih Intensif
 8.   Belajar Hidup Dalam Persekutuan Dengan Allah Tritunggal
 9.   Belajar membaktikan Diri Dalam Gereja
10.  Belajar Menghayati Selibat Imam
11.  Menuju Kedewasaan Pribadi
12.  Waktu Untuk Pembinaan Rohani Yang Lebih Intensif; Masa Pembinaan Pastoral

V.  Peninjauan Kembali Studi Gerejawi
13.  Studi Persiapan Untuk Studi Gerejawi
14.  Studi Gerejawi Hendaknya Lebih Diserasikan
15.  Peninjauan Kembali Studi Filsafat
16.  Peningkatan Studi Teologi
17.  Metode Pendidikan Yang Cocok Dalam Pelbagai Vak
18.  Studi Khusus Bagi Mereka Yang Berbakat Tinggi

VI.  Pembinaan Pastoral
19.  Pembinaan Dalam Pelbagai Bentuk Reksa Pastoral 
20.  Pembinaan Untuk Mengembangkan Kerasulan
21.  Melatih Diri Melalui Praktek Pastoral

VII.  Pembinaan Sesuai Masa Studi
22.  

Penutup



Sumber : katolisitas.org

Thursday 7 March 2013

Apostolicam Actuositatem (AA)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Kerasulan Awam

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Kerasulan Awam

Pendahuluan
1.

Bab Satu - Panggilan Kaum Awam Untuk Merasul
2. Keikut-sertaan Awam Dalam Perutusan Gereja
3. Azas-Azas Kerasulan Awam
4. Spiritualitas Awam Dan Tata-Kerasulan

Bab Dua - Tujuan-Tujuan Yang Haus Dicapai
5. Pendahuluan
6. Kerasulan Dimaksudkan Untuk Mewartakan Injil Dan Menyucikan Umat Manusia
7. Pembaharuan Tata-Dunia Secara Kristiani
8. Amal Kasih, Materi Kerasulan Kristiani

Bab Tiga - Pelbagai Bidang Kerasulan
  9.  Pendahuluan
10.  Jemaat-Jemaat Gerejawi
11.  Keluarga
12.  Kaum Muda
13.  Lingkungan Sosial
14.  Bidang-Bidang Nasional Dan Internasional

Bab Empat - Berbagai Cara Merasul
15.  Pendahuluan
16.  Pentingnya Aneka Bentuk Kerasulan Perorangan 
17.  Kerasulan Awam Dalam Situasi-Situasi Tertentu
18.  Pentingnya Kerasulan Yang Terpadu
19.  Aneka Bentuk Kerasulan Terpadu
20.  Aksi Katolik
21.  Penghargaan Terhadap Organisasi-Organisasi
22.  Kaum Awam Secara Istimewa Berbakti Kepada Gereja

Bab Lima - Tata-Tertib Yang Harus Diindahkan
23.  Pendahuluan
24.  Hubungan-Hubungan Dengan Hirarki
25.  Bantuan Para Imam Bagi Kerasulan Awam
26.  Upaya-Upaya Yang Berguna Bagi Kerja Sama
27.  Kerja Sama Dengan Umat Kristen Dan Umat Beragama Lain

Bab Enam - Pembinaan Untuk Merasul
28.  Perlunya Pembinaan Untuk Merasul
29.  Dasar-Dasar Pembinaan Awam Untuk Kerasulan 
30.  Mereka Yang Wajib Membina Sesama Untuk Kerasulan 
31.  Penyesuaian Pembinaan Dengan Pelbagai Bentuk Kerasulan 
32.  Upaya-Upaya Yang Digunakan

Ajakan 
33.


Sumber : katolisitas.org

Presbyterorum Ordinis (PO)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Pelayanan Dan Kehidupan Para Imam

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Pelayanan Dan Kehidupan Para Imam

Pendahuluan
1.  Keluhuran Tingkat Para Imam

Bab Satu- Imamat Dalam Perutusan Gereja
2.  Hakekat Imamat
3.  Situasi Para Imam Di Dunia

Bab Dua - Pelayanan Para Imam
 I.  Funsi Para Imam
4.  Para Imam, Pelayan Sabda Allah
5.  Para Imam, Pelayan Sakramen-Sakramen Dan Ekaristi
6.  Para Imam, Pemimpin Umat Allah

II.  Hubungan Para Imam Dengan Sesama
7.  Hubungan Para Uskup Dan Para Imam
8.  Persatuan Persaudaraan Dan Kerja Sama Antara Para Imam
9.  Hubungan Para Imam Dengan Kaum Awam

III.  Penyebaran Para Imam Dan Panggilan-Panggilan Imam
10.  Penyebaran Para Imam 
11.  Usaha Para Imam Untuk Mandapat Panggilan-Panggilan Imam

Bab Tiga - Kehidupan Para Imam
  I.   Panggilan Para Imam Untuk Kesempurnaan
12.  Panggilan Para Imam Untuk Kesucian
13.  Pelaksanaan Ketiga Fungsi Imamat Menuntut Dan Sekaligus Mendukung Kesucian
14.  Keutuhan Dan Keselarasan Kehidupan Para Imam

II.   Tuntutan-Tuntutan Rohani Yang Khas Dalam Kehidupan Imam
15.  Kerendahan Hati Dan Ketaatan
16.  Selibat: Diterima Dan Dihargai Sebagai Kurnia
17.  Sikap Terhadap Dunia Dan Harta Duniawi - Kemiskinan Sukarela

III.  Upaya-Upaya - Yang Mendukung Kehidupan Para Imam
18.  Upaya-Upaya Untuk Mengembangkan Hidup Rohani
19.  Studi Dan Ilmu Pastoral
20.  Balas Jasa Yang Wajar Bagi Para Imam
21.  Pembentukan Kas Umum, Dan Pengadaan Jaminan Sosial Bagi Para Imam

Kata Penutup Dan Ajakan
22.



Sumber : katolisitas.org

Tuesday 5 March 2013

Ad Gentes (AG)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Dekrit Tentang Kegiatan Misioner Gereja

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Dekrit Tentang Kegiatan Misioner Gereja

1.  Pendahuluan

Bab Satu - Azas-Azas Ajaran
2.  Rencana Bapa
3.  Perutusan Putera
4.  Perutusan Roh Kudus
5.  Gereja Diutus Oleh Kristus
6.  Kegiatan Misioner
7.  Alasan Dan Perlunya Kegiatan Misioner
8.  Kegiatan Misioner
9.  Sifat Eskatologis Kegiatan Misioner

Bab Dua - Karya Misioner Sendiri
10.  Pendahuluan

Artikel Satu - Kesaksian Kristiani
11.  Kesaksian Hidup Dan Dialog 
12.  Kehadiran Cinta Kasih

Artikel Dua - Pewartaan Injil Dan Penghimpunan Umat Allah
13.  Pewartaan Injil Dan Pertobatan 
14.  Katekumenat Dan Inisiasi Kristiani

Artikel Tiga - Pembinaan Jemaat Kristiani
15.  Pembinaan Jemaat Kristiani
16.  Pengadaan Klerus Setempat
17.  Pendidikan Para Katekis
18.  Pengembangan Hidup Religius

Bab Tiga - Gereja-Gereja Khusus
19.  Kemajuan Gereja-Gereja Muda
20.  Kegiatan Misioner Gereja-Gereja Khusus
21.  Pengembangan Kerasulan Awam
22.  Kemacam-Ragaman Dalam Kesatuan

Bab Empat - Para Misionaris
23.  Panggilan Misioner
24.  Spiritualitas Misioner
25.  Pembinaan Rohani Dan Moral 
26.  Pembinaan Dalam Ajaran Kerasulan 
27.  Lembaga-Lembaga Yang Berkarya Di Daerah -Daerah Misi

Bab Lima - Pengaturan Kegiatan Misioner
28.  Pendahuluan
29.  Organisasi Umum
30.  Organisasi Setempat Di Daerah Misi
31.  Koordinasi Pada Tingkat Regio
32.  Organisasi Kegiatan Lembaga-Lembaga
33.  Koordinasi Antara Lembaga-Lembaga
34.  Koordinasi Antara Lembaga-Lembaga Ilmiah

Bab Enam - Kerja Sama
35.  Pendahuluan
36.  Kewajiban Misioner Segenap Umat Allah 
37.  Kewajiban Misioner Jemaat-Jemaat Kristiani
38.  Kewajiban Misioner Para Uskup
39.  Kewajiban Misioner Para Imam
40.  Kewajiban Misioner Tarekat-Tarekat Religius 
41.  Kewajiban Misioner Kaum Awam

Penutup



Sumber : katolisitas.org

Didnitatis Humanae (DH)

Dokumen Konsili Vatikan ll

Pernyataan Tentang Kebebasan Beragama

Paulus Uskup
Hamba Para Hamba Allah
Bersama Bapa-Bapa Konsili Suci
Demi Kenangan Abadi

Pernyataan Tentang Kebebasan Beragama

Tentang Hak Pribadi Dan Masyarakat Atas Kebebasan Sosial Dan Sipil Dalam Hal Keagamaan
1.  Martabat Pribadi Manusia

I.  Ajaran Umum Tentang  Kebebasan Beragama
2.  Objek Dan Dasar Kebebasan Beragama
3.  Kebebasan Beragama Dan Hubungan Manusia Dengan Allah
4.  Kebebasan Jemaat-Jemaat Keagamaan
5.  Kebebasan Beragama Dan Keluarga
6.  Tanggung Jawab Atas Kebebasan Baragama 
7.  Batas-Batas Kebebasan Beragama 
8.  Pembinaan Penggunaan Kebebasan

II.  Kebebasan Beragama Dalam Terang Wahyu
 9.   Ajaran Tentang Kebebasan Beragama Berakar Dalam Wahyu
10.  Kebebasan Dan Faal Iman
11.  Cara Bertindak Kristus Dan Para Rasul 
12.  Gereja Menempuh Jalan Kristus Dan Para Rasul
13.  Kebebasan Gereja
14.  Peran Gereja
15.  Penutup



Sumber : katolisitas.org